Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara (UMKM). Meski demikian, pandemi Covid-19 berdampak pada berbagai sektor bisnis. Akibatnya, pengusaha UMKM harus menyusun strategi atau rencana dalam menjalankan usahanya. Strategi yang dapat digunakan pengusaha UMKM adalah menghitung Life Cycle Cost dan Asset Management Maturity Assessment untuk menggunakannya sebagai faktor dalam pengambilan keputusan di masa depan. Dengan diharapkan para pengusaha UMKM terhindar dari penutupan usahanya. Objek penelitian adalah usaha mikro pengrajin tahu. Dengan memanfaatkan pengrajin tahu di tiga lokasi berbeda yaitu di Bekasi, Cikampek, dan Karawang, penelitian ini akan mengkaji tiga mesin yaitu mesin penggiling kedelai, mesin pembangkit uap air, dan mesin pompa air. Perhitungan Life Cycle Cost terbaik dengan membandingkan Equivalent Annual Cost (EAC) terendah yang diperoleh dari mesin penggiling kedelai di Cikampek, dengan nilai EAC sebesar Rp 20,665,699.-, untuk mesin pembangkit uap air di Cikampek, dengan nilai EAC sebesar Rp 97,153,664.-, dan untuk mesin pompa air di Cikampek, dengan nilai EAC Rp 12,474,880.-. Dapat dilihat bahwa upah untuk mengoperasikan mesin yang sama di lokasi yang berbeda mempengaruhi pilihan Life Cycle Cost terbaik. Dihasilkan Asset Management Maturity Assessment dari pengrajin tahu ssecara keseluruhan memiliki rata-rata 1.13 dengan 26 dari 27 sub-klausal yang memiliki kondisi nilai dibawah nilai kompeten. Micro, Small, and Medium-Sized Enterprises (MSMEs) are crucial to a nation's economic progress. Nonetheless, the Covid-19 epidemic has affected several economic sectors. Consequently, MSMEs are required to design a company strategy or plan. MSMEs might use the method of calculating the Life Cycle Cost and Asset Management Maturity Assessment to include it in future decision-making. It is anticipated that entrepreneurs of MSME would avoid shutting their companies. The subject of research is micro enterprises of tofu producer. This research will analyze three machine, namely a soybean grinding machine, a water steam machine, and water pump machine, using tofu producer from three distinct locations: Bekasi, Cikampek, and Karawang. Calculation of the best Life Cycle Cost by comparing the lowest Equivalent Annual Cost (EAC) obtained from soybean grinding machines in Cikampek, with an EAC of Rp. 20,665,699, for water steam machine in Cikampek, with an EAC of Rp. 97,153,664, and for a water pumping machine in Cikampek, with an EAC of Rp 12,474,800.-. It can be observed that varies in the pay of employees to operate the same equipment in various places influences the selection of the optimal Life Cycle Cost.. Therefore, the Asset Management Maturity Assessment of tofu producer as a whole has a mean score of 1.13, with 26 of the 27 sub-clauses having a value requirement below the competent value. |