Artikel ini membahas representasi imigran perempuan Maghribi dalam novel Un pays pour mourir (2015) karya Abdellah Taïa yang termasuk dalam kesusastraan Frankofon. Taïa menghadirkan tokoh-tokoh yang terpinggirkan oleh masyarakat, khususnya imigran perempuan Maghribi dengan status sebagai pelacur. Penelitian ini berangkat dari kondisi double absence imigran perempuan Maghribi di bawah dominasi Pemerintah Prancis yang dihasilkan dari dua ketidakhadiran ganda: dari negara asal dan dari negara tujuan. Dengan metode deskriptif kualitatif, makalah ini menggunakan kajian naratif Roland Barthes. Kajian naratif selanjutnya akan dibaca dengan menggunakan teori representasi Stuart Hall, konsep Sayad tentang double absence dan teori feminisme Beauvoir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perempuan imigran Maghribi dibawa kembali ke karya sastra yang didominasi budaya patriarki. Hasil analisis menunjukkan bahwa perempuan Maghribi imigran direpresentasikan sebagai liyan atau the other yang sengsara akibat dua permasalahan sosial, yakni dominasi patriarki sebagai deuxième sexe dan double absence sebagai imigran. Selain itu, imigran perempuan Maghribi mengalami dilema eksistensial dengan terus-menerus berada dalam ketidakpastian sehingga mereka rela menjadi objek seks demi motif ekonomi. Ketidakpastian hidup mengakibatkan imigran perempuan Maghribi imigran menjadikan fantasi sebagai jalan keluar dari kepahitan realita. This article discusses the representation of Maghrebian women immigrants in Abdellah Taïa's novel Un pays pour mourir (2015), a francophone literature novel. Taïa presents characters who are marginalized by society, specifically Maghrebian women immigrants with their status as prostitutes. This research departs from the condition of feeling “absent” of the immigrant Maghrebian women under French domination which appears to be twofold: from the country of origin and from the country of destination. With a descriptive qualitative method, this paper uses a narrative study from Roland Barthes. The narrative study will then be analyzed using Stuart Hall's representation theory, Sayad's concept of double absence and Beauvoir's theory of feminism. This study aims to find out how Maghreb immigrant women in the midst of patriarchal culture are brought back to literary works. The results of the analysis show that immigrant Maghrebian women is represented as the other who is oppressed by two social problems, patriarchal domination by being the second sex and double absence condition as immigrants. In addition, Maghrebian women immigrants experience existential dilemma of constantly being in the state of uncertainty that they are willing to prostitute themselves for economic motives. The uncertainty of life resulted in Maghrebian women immigrants to capture fantasy as an escape from reality. |