Pembangunan angkutan umum massal di Indonesia tepatnya di DKI Jakarta sedang berlangsung secara masif, hal ini dilakukan untuk menekan permasalahan kemacetan yang terjadi di DKI Jakarta yang terus terjadi selama bertahun - tahun. Namun, pembangunan angkutan umum masal ini tidak serta-merta menyelesaikan kemacetan pada rute yang dilayani. Untuk memaksimalkan fungsi dari angkutan umum massal itu maka dibuat pembangunan berkonsep Transit-Oriented Development (TOD) pada stasiun ataupun simpul – simpul transitnya. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis potensi peningkatan ridership MRT Jakarta yang terjadi akibat adanya pengembangan kawasan TOD di stasiun Lebak Bulus dan Fatmawati. Penelitian ini menggunakan dua metode perhitungan bangkitan perjalanan yaitu Trip per Luasan (TPL) dan Trip Rata – Rata (TPR) serta dua nilai modal split untuk mendapatkan besaran potensi peningkatan ridership MRT Jakarta. Nilai modal split yang digunakan yaitu modal split benchmark dan modal split eksisting Jakarta. Pada penelitian ini diketahui hasil potensi peningkatan ridership pada kawasan TOD Lebak Bulus dan Fatmawati meningkat lebih dari 50% dari rata – rata harian ridership eksisting MRT Jakarta Tahun 2019 The construction of mass public transportation in Indonesia, specifically in DKI Jakarta, is underway on a massive scale, this is done to suppress congestion problems that occur in DKI Jakarta which have continued for years. However, the construction of this mass public transportation does not immediately solve the congestion on the routes served. To maximize the function of mass public transportation, a Transit-Oriented Development (TOD) concept was developed at the station or its transit nodes. The purpose of this study is to analyze the potential increase in the MRT Jakarta ridership that occurs due to the development of the TOD area at the Lebak Bulus and Fatmawati stations. This study will use two methods of calculating trip generation, namely Trips per Area (TPL) and Average Trips (TPR) as well as two modal split values to get the amount of potential increase in MRT Jakarta ridership. The modal split value used is the modal split benchmark and the existing modal split in Jakarta. In this study, it is known that the results of the potential increase in ridership in the Lebak Bulus and Fatmawati TOD areas increased by more than 50% of the daily average ridership of the existing MRT Jakarta in 2019. |