Latar belakang. Purpura Henoch-Schonlein (PHS) merupakan vaskulitis sistemik yang paling umum ditemukan pada anak. Diagnosis PHS ditegakkan berdasarkan temuan klinis purpura/ptekiae yang palpable, ditambah minimal salah satu dari nyeri abdomen akut difus, artritis/artralgia akut, keterlibatan ginjal atau bukti histopatologi vaskulitis leukositoklastik atau deposisi IgA. Penyakit ini umumnya bersifat swasirna dan memiliki prognosis baik. Namun, rekurensi dapat terjadi, terutama pada kurun waktu 1-2 tahun setelah episode pertama, dan dihubungkan dengan peningkatan risiko komplikasi seperti penyakit ginjal kronik. Saat ini, belum diketahui data mengenai angka rekurensi PHS di Indonesia dan prediktornya.Tujuan. Mengetahui insidens rekurensi dan prediktor rekurensi pada pasien PHS anak di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).Metode. Penelitian ini merupakan studi kohort retrospektif melalui penelusuran rekam medis yang diikuti selama 6 bulan pada anak usia 1 bulan sampai <18 tahun yang terdiagnosis PHS sesuai kriteria EULAR/PRES/PRINTO tahun 2008, selama periode waktu 7 tahun di RSCM. Prediktor yang dinilai terdiri dari usia, jenis kelamin, riwayat atopi, manifestasi ginjal saat episode PHS pertama, durasi pemberian kortikosteroid saat episode PHS pertama, dan riwayat infeksi setelah episode pertama teratasi.Hasil. Sebanyak 116 subjek dengan PHS usia 2-17 tahun diinklusi dalam penelitian ini dengan rerata usia 9 tahun. Selama pemantauan, PHS rekuren didapatkan pada 26 (22,4%) subjek, dan mayoritas (57,6%) rekurensi terjadi dalam rentang waktu >3-6 bulan setelah episode pertama teratasi. Melalui analisis multivariat, riwayat infeksi setelah episode PHS pertama merupakan prediktor terjadinya rekurensi PHS yang secara statistik bermakna (HR 11,301 (IK 95% 4,327-29,519), p <0,001). Penyakit ginjal kronik (PGK) terjadi pada 10 (38,4%) subjek yang mengalami rekurensi. Melalui analisis kesintasan Kaplan-Meier, didapatkan 51% subjek yang mengalami riwayat infeksi terbebas dari PHS rekurenselama rerata waktu 5,3 bulan (IK 95% 4,76-5,99, dan p < 0,0001).Kesimpulan. Rekurensi PHS pada anak di RSCM didapatkan 22,4% dengan insidens rekurensi 3,56 per 100.000 orang/tahun. Riwayat infeksi setelah episode PHS pertama merupakan prediktor terjadinya rekurensi pada anak dengan PHS. Komplikasi PGK didapatkan pada 22 subjek (19%). Background. Henoch-Schonlein purpura (HSP) is the most common systemic vasculitis in children. The diagnosis of HSP is based on clinical findings of palpable purpura/ptekiae, and minimum one of acute diffused abdominal pain, acute arthritis/arthralgias, renal manifestation, or histopathology evidence of IgA deposition. It is usually a self-limiting disease with good prognosis. However, recurrence may occur in children, especially within 1-2 years after the first episode of HSP resolved, and it is associated with poorer prognosis, i.e. higher risk of progressing to chronic kidney disease (CKD) as long term complication. In Indonesia, the recurrence rate of HSP and its predictors in children have not been established.Objectives. To estimate the incidence of recurrent HSP and determine its predictors in children with HSP at Cipto Mangunkusumo General Hospital (RSCM).Methods. This is a retrospective cohort from medical records reviews following 1 month-old to <18 year-old children with HSP at RSCM for 6 months. The diagnosis of HSP is based on the EULAR/PRESS/PRINTO 2008 criteria. There are six predictors being evaluated in this study: age; sex; history of atopy; duration of corticosteroid therapy; and history of infection after the first episode of HSP resolved. Results. A total of 116 participants age 2-17 year-old with HSP were included in this study with median age of 9 (6-13) year-old. Out of 116 subjects, recurrent HSP occur in 26 (22,4%) subjects, with most cases (57,6%) occured within >3-6 months after the first episode had resolved. Multivariate analysis shows that history of infection after the first episode of HSP is the only statistically significant predictor (HR 11.301 ((95% CI 4.327-29.519), p <0,001). Chronic kidney disease is found in 10 (38,4%) subjects with recurrent HSP. Kaplan-Meier survival analysis shows 51% subjects with history of infection after the first episode of HSP resolved were free of HSP for 5,3 months ((95% CI 4,76-5,99) p < 0,0001).Conclusion. The recurrence rate is 22,4% in children with HSP at RSCM. The recurrence incidence is 3,56 per 100.000 person/years. History of infection after the first episode of HSP resolved is the statistically significant predictor for recurrence of HSP. Chronic kidney disease occurs as long-term complication of HSP in 22 participants (19%). |