Deskripsi Lengkap

Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text (rdacontent)
Tipe Media : computer (rdamedia)
Tipe Carrier : online resource (rdacarrier)
Deskripsi Fisik : 22 pages : illustration
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI
 
  •  Ketersediaan
  •  File Digital: 1
  •  Ulasan
  •  Sampul
  •  Abstrak
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
TA-pdf 16-22-87886213 TERSEDIA
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20520642
 Abstrak
Intervensi pemerintah dalam hak atas kebebasan dalam berpendapat dan berekspresi masyarakatnya merupakan masalah kemanusiaan yang dapat memicu terjadinya berbagai konflik dan problematika sosial. Salah satu permasalahan paling kompleks yang ditimbulkan dari hal tersebut adalah peristiwa emigrasi. Tulisan ilmiah ini membahas mengenai bagaimana konstruksi munculnya emigran di Jerman Timur pada film Balloon (2018). Artikel ini disusun menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teori representasi dan identitas Stuart Hall sebagai instrumen pembahasannya untuk menunjukkan bagaimana representasi emigran dari beberapa sudut pandang. Analisis menunjukkan bahwa emigran tidak hanya muncul sebagai produk dari problematika sosial, melainkan muncul sebagai kelompok humanis yang memperjuangkan hak-haknya di tengah rezim sosialis Jerman Timur. ......The government?s intervention in the right to freedom of opinion and expression of its people is a humanitarian problem that can trigger various conflicts and social problems. One of the most complex problems arising from this is the occurrence of emigration. This article discusses how the construction of the emergence of emigrants in East Germany in the film Balloon (2018). This article was compiled using a qualitative descriptive method with Stuart Hall's theory of representation and identity as instruments of its discussion to show how emigrants are represented from several points of view. The analysis has shown that emigrants not only emerged as a product of social problems but rather emerged as a humanist group fighting for its rights amid the East German socialist regime.