Menggunakan “sirkuit kebudayaan” (circuit of culture) sebagai kerangka analisis, artikel ini meneliti perubahan di dalam Netflix saat beradaptasi dalam era “perang antar-platform streaming” serta dampaknya terhadap konsumsi masyarakat. Kehadiran Netflix di dunia maya telah membantu berbagai penduduk dunia dengan memudahkan akses menonton film dan serial televisi. Akan tetapi, ketika para kompetitor baru mulai bermunculan sehingga menyebabkan lingkungan pasar ekonomi yang menjenuhkan dan naiknya pembajakan ilegal, Netflix harus mengatur ulang katalog serta identitas mereka agar memiliki ciri khas yang berbeda dari situs-situs saingan. Selain itu, berbagai faktor tertentu menyebabkan sulitnya untuk memperoleh hak siar streaming. Sekitar awal-hingga-pertengahan 2010-an, Netflix menemukan sebuah langkah krusial yang akan mengubah operasi bisnisnya secara permanen dan menjadikan mereka sebagai perusahaan streaming yang paling ternama. Dengan melihat Netflix dari tiga aspek sirkuit kebudayaan, fokus analisis akan terbagi menjadi tiga bagian: keadaan Netflix sebelum perang antar-platform streaming dan gagasan yang mendorong perubahan strategi Netflix (produksi), kegiatan Netflix dalam mempromosikan karya serial yang mereka produksi sendiri (representasi), serta reaksi pengguna terhadap promosi tersebut (konsumsi). Analisis ini berargumen bahwa di luar kapabilitas Netflix untuk mendapatkan lisensi acara yang pernah tayang sebelumnya dengan cara memproduksi serial mereka sendiri, mereka sukses meningkatkan angka keuntungan dan popularitas meskipun di tengah persaingan antar-layanan streaming yang sengit. Using the analytical framework “circuit of culture”, this article examines the changes within Netflix as the company adapts into the age of “streaming wars”, and the impact of it towards public consumption. The existence of Netflix online has significantly helped people across the world to gain easier accessibility towards movies and TV series, but as new competitors emerge in recent times which cause market saturation and the rise of piracy, Netflix has to reconfigure their catalog and identity in order to distinguish themselves from other similar sites. Moreover, several reasons have also made obtaining streaming rights to be much harder. In the early-to-mid 2010s, Netflix found a pivotal venture that would completely alter their business operation permanently, and they would become the most well-known streaming company. By looking into Netflix through three processes of circuit of culture, the focus shall be divided into three main sections: the state of Netflix before the streaming wars and the idea that prompts Netflix to change their strategy (production), a look into Netflix’s effort to market their own shows (representation), and the users’ reaction to their effort (consumption). This analysis argues that by flexing their capability beyond licensing pre-existing shows through producing their original series, Netflix successfully gains more revenue and recognition despite the fierce nature of streaming wars. |