Saat ini, modernisasi sudah merasuk dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Tidak hanya bidang informasi dan teknologi, tetapi juga pada aspek kesehatan batin, religiusitas, dan tindakan seseorang dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Fenomena ini pun dipaparkan dalam novel Sawise Langite Katon Biru (SLKB) karya Yunani SW. Dalam novel tersebut, tokoh Endah, Retno, dan Hendratmo mengalami suatu ketidakseimbangan batin, religiusitas, dan tindakan. Namun, mereka akhirnya dapat menghadapinya dengan sikap urip mung sadrema nglakoni. Masalah penelitian ini untuk mengungkapkan makna dari nilai urip mung sadrema nglakoni dalam novel SLKB. Tujuan penelitian ini yakni, membuktikan bahwa nilai urip mung sadrema nglakoni masih relevan untuk diimplementasikan pada kehidupan masyarakat modern. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teori resepsi dan perspektif religi Jawa. Hasil penelitian ditemukan bahwa masing-masing tokoh akhirnya menyadari segala sesuatu yang terjadi dalam hidup mereka merupakan takdir dari Tuhan yang harus dijalani (urip mung sadrema nglakoni). Makna urip mung sadrema nglakoni bukanlah sikap pasif yang percaya pada takdir Tuhan saja, tetapi dilaksanakan dengan usaha menjalankan takdir-Nya sehingga dalam hubungan kekerabatan keluarga Jawa dapat menjadi harmonis. Berdasarkan temuan tersebut disimpulkan bahwa nilai urip mung sadrema nglakoni dapat menjadi solusi hidup bahagia dalam keluarga yang harmonis. Nowadays, modernization has penetrated the lives of Indonesian people. Not only in terms of information and technology, but also in aspects of mental health, religiosity, and one's actions in living daily life. This phenomenon is also described in the novel Sawise Langite Katon Biru (SLKB) by Yunani SW. In novel, characters such as Endah, Retno, and Hendratmo experience an imbalance of inner, religiosity, and action. However, they were finally able to face it with an attitude of urip mung sadrema nglakoni. The research problem is to reveal the meaning of the value of urip mung sadrema nglakoni in the novel SLKB. The purpose of this study is to prove that the value of urip mung sadrema nglakoni is still relevant to be implemented in modern society. This study uses a qualitative method with reception theory and a Javanese religious perspective. The study results found that each character finally realized that everything that happened in their lives was a destiny from God that must be lived (urip mung sadrema nglakoni). The meaning of urip mung sadrema nglakoni is not a passive attitude that believes in God's destiny alone. Still, it is carried out with an effort to implement His destiny so that in Javanese family kinship can be harmonious. The conclusion is that the value of urip mung sadrema nglakoni can be a solution to a happy life in a harmonious family. |