:: UI - Makalah dan Kertas Kerja :: Kembali

UI - Makalah dan Kertas Kerja :: Kembali

Rekacipta Ketuk Tilu menjadi Jaipongan karya Gugum Gumbira (1967-1980) = Ketuk Tilu engineering into Jaipongan by Gugum Gumbira (1967-1980)

Putri Indah Sundari; Siswantari, supervisor; Agus Setiawan, examiner; Raisye Soleh Haghia, examiner (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022)

 Abstrak

Artikel ini membahas rekacipta Ketuk Tilu menjadi Jaipongan yang dilakukan oleh Gugum Gumbira. Ketuk Tilu pada mulanya merupakan tarian ritual yang mengalami perubahan fungsi menjadi pertunjukan. Meskipun telah lama hadir dalam kesenian Jawa Barat, Ketuk Tilu kurang diminati dan mulai tergeser keberadaannya oleh kesenian Barat. Gugum Gumbira kemudian menghidupkan kembali kesenian tradisional tersebut agar dapat diminati oleh kaum muda dengan merekacipta menjadi Jaipongan. Sejauh ini penelitian tentang Ketuk Tilu dan Jaipongan lebih ke arah seni pertunjukan. Penelitian ini lebih membahas tentang perubahan dalam proses berkesenian dengan mengangkat tradisi yang hampir punah menjadi kesenian yang diminati masyarakat. Penulisan artikel ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari 4 tahapan yaitu Heuristik, Kritik, Interpretasi, dan Historiografi. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa Jaipongan merupakan hasil Rekacipta dari Ketuk Tilu. Hal tersebut dibuktikan dengan penamaan Jaipongan diawal kemunculannya dengan nama Ketuk Tilu Perkembangan. Selain itu, pola musik pengiring Jaipongan juga didominasi oleh tepak kendang Ketuk Tilu. Begitu pula dengan gerakan dan busana Jaipongan yang memiliki kemiripan cukup identik dengan Ketuk Tilu. Melalui proses rekacipta, Gugum Gumbira berhasil menjadikan tari tradisi yang hampir punah dan terkesan negatif menjadi tarian pergaulan yang diminati oleh segala kalangan. Meskipun pada awalnya Jaipongan menimbulkan kontra dari masyarakat karena terkesan terlalu erotis, Jaipongan berhasil menjadi sebuah trend di era 1980-an. Bahkan Jaipongan menjadi seni tradisi yang digemari kalangan muda dan simbol karakteristik dari perempuan Sunda masa kini. Sehingga Jaipongan menjadi karya seni yang memiliki fungsi dan manfaat bagi masyarakat seperti prinsip yang dikemukakan Gugum Gumbira.

This article discusses the creation of Ketuk Tilu by Gugum Gumbira in creating Jaipongan. Ketuk Tilu was originally a ritual dance that has shifted its function into a performance. Although it has long been exist in West Javanese art, Ketuk Tilu is less attractive and has begun to be displaced by Western art. Gugum Gumbira then revived the traditional art so that it could attract the youth by creating it into Jaipongan. So far, the research on Tap Tilu and Jaipongan is more towards the performing arts. This study discusses the changes in the artistic process by elevating an almost extinct tradition into an art that is of interest to the public. This article is written using historical method which consists of 4 stages, namely Heuristics, Criticism, Interpretation, and Historiography. This study proves that Jaipongan is the result of the creation of Ketuk Tilu. This is evidenced by the naming of Jaipongan at the beginning of its appearance with the name Ketuk Tilu Developments. In addition, the musical accompaniment of Jaipongan is also dominated by the slap of the drums of Ketuk Tilu. Likewise, Jaipongan's movements and clothing have a fairly identical resemblance to Ketuk Tilu. Through the process of creation, Gugum Gumbira has succeeded in turning a traditional dance that is almost extinct and has a negative impression into a social dance that is in demand by all groups. Although at first Jaipongan caused contra from the public because it seemed too erotic, Jaipongan managed to become a trend in the 1980s. In fact, Jaipongan has become a traditional art favored by young people and a characteristic symbol of today's Sundanese women. So that Jaipongan becomes an artwork that is useful for the community as stated by Gugum Gumbira.

 File Digital: 1

Shelf
 MK-Putri Indah Sundari.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : MK-pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : 32 pages : illustration
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
MK-pdf 11-23-81704921 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20521356