Perjanjian perdagangan terus menjadi strategi kebijakan perdagangan yang populer di dunia. Ada urgensi untuk menganalisis pengaruhnya dengan menggunakan indikator nilai tambah domestik; untuk menanggulangi kekurangan statistik tradisional yang umumnya digunakan. Selain bertambahnya jumlah, kedalaman perjanjian perdagangan semakin meningkat, sehingga perlu untuk mengetahui apakah kedalaman perjanjian mempengaruhi hasil perdagangan negara-negara peserta. Di tingkat global, terdapat korelasi positif antara kedalaman perjanjian perdagangan dengan nilai tambah domestik ekspor. Studi ini berusaha untuk mengetahui apakah memang ada pengaruh perjanjian perdagangan terhadap indikator nilai tambah domestik, serta mengkaji apakah pengaruhnya berbeda dengan pengaruhnya terhadap indikator bruto. Menggunakan indeks kedalaman perjanjian perdagangan dari DESTA, data indikator perdagangan dari TiVA OECD-WTO, dan dengan menggunakan model gravitasi dyad yang disesuaikan, penelitian ini menemukan bahwa untuk Singapura, perjanjian perdagangan memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap ekspor bruto dan nilai tambah domestik nominal, tetapi berpengaruh negatif terhadap rasio nilai tambah domestik. Kedalaman perjanjian perdagangan juga ditemukan untuk meningkatkan efek. Namun, temuan untuk kasus Indonesia hampir persis kebalikannya, yang bertolak belakang dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Dapat dikatakan bahwa Singapura berada di jalur untuk meningkatkan partisipasi dalam rantai nilai global dengan penurunan rasio nilai tambah domestik, sementara Indonesia berfokus pada pasar domestik bahkan dalam memanfaatkan perjanjian perdagangan yang ada. There is an urgency to analyze trade agreements effect using domestic value added in exports (DVA) indicators; to compensate the shortcomings of traditional gross statistics. Aside from increasing in numbers, agreements are becoming deeper, thus creating the need to discover if agreements’ depth affect trade outcome for participating countries. At the global level, there is a positive correlation between trade agreements depth and DVA. This study seeks to discover if there is indeed any effect of trade agreements on DVA indicators, as well as examining if the effect is any different than the effect on gross indicators. Using trade agreements depth indices from DESTA, trade indicators data from OECD-WTO’s TiVA, and by employing adjusted dyad gravity model, this study found that for Singapore, trade agreements have significant and positive effect on both gross exports and nominal DVA, but negative effect on ratio of DVA. Depth of trade agreements are found to enhance the effect. Findings for Indonesia’s case shows almost exactly the opposite, which is in contrast with prior studies. It can be argued that Singapore is on the path to grow participation in GVCs with decreasing ratio of DVA, while Indonesia focuses on domestic market even in utilizing its existing trade agreements. |