Latar Belakang. Hemodialisis (HD) menjadi pilihan utama terapi pengganti ginjal di Indonesia. Pada tahun 2016, Indonesia memiliki angka mortalitas satu tahun pasien dengan penyakit ginjal kronik (PGK) yang diterapi dengan HD (PGK-HD) lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain. Saat ini, Indonesia belum memiliki banyak data terkait insidens dan faktor-faktor yang memengaruhi mortalitas pasien HD kronik.Tujuan. Mengetahui insidens dan faktor-faktor yang memengaruhi mortalitas satu tahun pasien HD kronik.Metode. Penelitian dilakukan dengan desain studi kohort prospektif di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) sejak 2020 hingga Desember 2021 dengan mengikuti 193 pasien yang masih hidup setelah tiga bulan dilakukan HD inisiasi. Pasien kemudian diobservasi selama sembilan bulan untuk mengetahui insidens mortalitas satu tahun dan faktor-faktor yang berkaitan. Data dianalisis menggunakan analisis bivariat diikuti dengan analisis multivariat cox regresi untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi mortalitas.Hasil. Rerata usia pasien penelitian adalah 52 tahun dan etiologi terbanyak pasien PGK-HD yaitu diabetes melitus (DM). Selama observasi, terdapat tiga pasien loss to follow up, dan terdapat 55 pasien meninggal. Insidens satu tahun mortalitas pada penelitian ini adalah 28,49% (IK 95% 22,25-35,42%). Setelah dilakukan analisis multivariat pada penelitian ini didapatkan tiga variabel yang secara signifikan memengaruhi mortalitas yaitu interdialytic weight gain (IDWG) ≥5% (OR 3,58, IK 95% 1,16-10,91), kadar hemoglobin <10 g/dL (OR 3,4, IK 95% 1,79-7,15), dan serum kalsium <8,5 mg/dL (OR 3,79, IK 95% 1,75-8,23).Kesimpulan. Insidens mortalitas satu tahun pasien HD kronik sebesar 28,49%. IDWG ≥5%, kadar hemoglobin <10 g/dL, dan serum kalsium <8,5 mg/dL merupakan faktor-faktor yang memengaruhi mortalitas satu tahun. Background. Hemodialysis (HD) is the main kidney replacement therapy in Indonesia. In 2016, Indonesia had a higher one-year mortality rate of chronic kidney disease (CKD) patients treated with hemodialysis (CKD-HD) compared to other countries. Currently, HD centers in Indonesia lack data related to the incidence and factors related to mortality in CKD-HD patients.Aims. To determine the incidence and factors related to one-year mortality in Chronic HD patients.Methods. This prospective cohort study was conducted at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM) from January 2020 to December 2021, following 193 patients who survived three months after initial dialysis. Patients were observed for nine months to know the one-year mortality incidence and related factors. The data were analyzed using bivariate analysis followed by multivariate cox regression analysis to review factors related to mortality.Results. The mean age was 52 years-old and the most common etiology of CKD-HD was diabetes mellitus (DM). During follow-up, three patients dropped out due to loss to follow up and 55 patients died. One-year mortality incidence was 28.49% (95% CI 22,25-35,42%) in this study. After multivariate analyses, we found three significant variables for one-year mortality: interdialytic weight gain (IDWG) ≥5% (OR: 3.58, 95% CI: 1.16.88-10.91), hemoglobin level <10 g/dL variables, (OR: 3.4, 95%CI 1.79-7.15), and calcium serum <8.5 mg/dL (OR: 3,79, 95% CI 1.75-8.23). Conclusion. The incidence of one-year mortality in CKD-HD patients was 28.49%. IDWG ≥5%, hemoglobin <10 g/dL, and calcium serum <8.5 mg/dL are significant factors related to one-year mortality. |