Media framing pada demonstrasi generation identitaire 20 Februari 2021 = Media framing on ganaration identitaire'20 February 2021 demonstration
Muhammd Erick Indra Wardana;
Airin Miranda, supervisor; Abellia Anggi Wardani, examiner; Damar Jinanto, examiner
(Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022)
|
Aliran politik ekstrem kanan di Prancis mulai berkembang secara pesat semenjak kemenangan Front National dalam pemilu lokal di Dreux pada tahun 1983 dan kelompok-kelompok beraliran ekstrem kanan bermunculan, salah satunya adalah Génération Identitaire. Génération Identitaire sendiri memiliki tujuan untuk menjadikan Eropa bebas dari para imigran. Dalam mewujudkan visinya tersebut, Génération Identitaire sering kali melakukan demonstrasi seperti aksi anti migran yang selalu diberitakan oleh media massa di Prancis dan aksi yang dilakukan di pegunungan Pirenia tersebut menyebabkan mereka terancam dibubarkan. Aksi terakhir mereka adalah demonstrasi yang mereka lakukan untuk menolak keputusan Gerald Darmanin untuk membubarkan gerakan ini. Masalah penelitian yang diangkat oleh penelitian ini adalah bagaimana media massa Prancis yang beraliran kanan dan kiri membingkai fenomena demonstrasi tersebut, dalam hal ini adalah Le Figaro dan Libération. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif milik Creswell (2018). Kemudian, pembingkaian yang dilakukan oleh kedua media akan dikupas dengan menggunakan teori analisis wacana kritis milik Fairclough (1995). Hasil analisis menemukan bahwa Le Figaro lebih cenderung memihak kepada Génération Identitaire dan menolak pembubarannya, sedangkan Libération cenderung mendukung keputusan Gerald Darmanin untuk membubarkan Génération Identitaire. Far-right politics in France has begun to rise rapidly since the victory of Front Nationale in Dreux' local elections in 1983 and far-right groups emerged, one of which was the Génération Identitaire. Génération Identitaire has a goal to free Europe from immigrants. In realizing this vision, Génération Identitaire often held demonstrations such as the anti- migrant action which was always reported by the mass media in France and the action carried out in the Pyrenees mountains caused them to be threatened with disbandment. Their last action was a demonstration they held to reject Gerald Darmanin's decision to dissolve this movement. The research question raised by this research is how French right and left mass media frame the demonstration phenomenon, in this case Le Figaro and Libération. This study uses Creswell's qualitative methodology (2018). Then, the framing done by the two media will be discussed by using Fairclough's theory (1995) of Critical Discourse Analysis. According to the findings of the analysis, Le Figaro is more inclined to agree with Génération Identitaire and oppose its dissolution, whilst Libération support Gerald Darmanin's decision to dissolve Génération Identitaire. |
TA-Muhammd Erick Indra Wardana.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | TA-pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Jakarta: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | xii, 22 pages : illustration |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
TA-pdf | 16-22-87110652 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20523727 |