Inklusivitas Pemerintah Jerman Melalui Penggunaan Leichte Sprache pada Laman Resmi Bundesregierung = The Inclusivity of German Government Through the Use of Leichte Sprache on the Official Website of Bundesregierung
Yulius Henry Purwanto;
Sonya Puspasari Suganda, supervisor; Muhammad Arie Andhiko Ajie, examiner; Julia Wulandari, examiner
(Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022)
|
Diskriminasi dan ketidaksetaraan terhadap semakin sering terjadi dalam masyarakat, mendorong pemerintahan di seluruh dunia agar mengambil langkah untuk mengatasinya. Penelitian ini membahas penggunaan bahasa yang disederhanakan (Leichte Sprache) dalam media sebagai respon pemerintah Jerman terhadap ketidaksetaraan yang terjadi di masyarakatnya. Data penelitian dianalisis menggunakan teori analisis wacana kritis oleh Norman Fairclough. Dengan menggunakan metode kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan upaya pemerintah Jerman dalam menerapkan inklusivitas pada penyandang disabilitas dan pemelajar bahasa Jerman melalui penggunaan Leichte Sprache. Hasil penelitian dibagi berdasarkan tiga dimensi wacana, yaitu teks, praktik wacana dan praktik sosiokultural. Dari setiap analisis yang dilakukan pada masingmasing dimensi wacana, secara umum sikap inklusif pemerintah Jerman terhadap warga negaranya melalui implementasi Leichte Sprache berhasil dilakukan, namun dalam analisis tekstual masih ditemukan adanya ketidaksetaraan. Discrimination and inequality against persons in societies are increasing, encouraging governments around the world to take steps to solve them. This study discusses the use of simplified language (Leichte Sprache) in the media as the German government's response to inequality in German society. The research data were analyzed using critical discourse analysis theory by Norman Fairclough. Using a qualitative method, this study aims to demonstrate the efforts of the German government in implementing inclusiveness for persons with disabilities and German language learners through the use of Leichte Sprache. The research results are divided based on three dimensions of discourse, that is text, discourse practice and sociocultural practice. From the analysis on each dimension of discourse, German government's inclusive attitude towards its citizens through the implementation of Leichte Sprache was successfully carried out, but in the textual analysis inequalities were still to be found. |
TA-Yulius Henry Purwanto.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | TA-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022 |
Program Studi : |
Bahasa : | Ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | 28 pages : illustration ; 28 cm |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
TA-Pdf | 16-22-81750457 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20524996 |