Latar belakang: Prevalensi Soil-transmitted helminths (STH) masih tinggi di Indonesia, terutama di daerah dengan keterbatasan akses air untuk bersih dan aman, dan kurangnya edukasi tentang pentingnya higienitas dan sanitasi, seperti Desa Panimbang di Panimbang, Banten, Indonesia. Penduduk Desa Panimbang, terutama anak usia sekolah berisiko terinfeksi STH karena salah satu kebiasaan buruk mereka yaitu buang air besar secara terbuka. Pada tahun 2018, Sungkar et al. mengumpulkan feses anak usia sekolah pada SDN Panimbang 01 dan 03, mengobati yang terinfeksi STH dengan tiga dosis albendazole, mengumpulkan feses mereka kembali dua minggu setelah pengobatan, dan menemukan hampir semua anak yang sebelumnya positif menjadi sembuh atau negatif. Satu tahun setelah pengobatan pertama, Sungkar et al. ingin mengevaluasi kembali pengobatan dengan tiga dosis albendazole yang diberikan tahun lalu.Metode: Penelitian ini menggunakan desain kohort untuk mengevaluasi data infeksi STH sebelum dan sesudah intervensi. Data sesudah intervensi yang diukur adalah data satu tahun setelah pengobatan pertama di tahun sebelumnya.Hasil: Pada tahun 2018, 40,8% dari 382 subyek terinfeksi dengan STH. Pada tahun 2019, prevalensi infeksi STH menurun menjadi 24,6%. Terdapat 216 subyek yang berpartisipasi sebelum dan sesudah pengobatan dengan albendazole. Prevalensi infeksi STH pada 216 subyek tersebut juga menurun, dari 41,7% menjadi 22,7%. Kedua penurunan ini signifikan secara statistik (p value < 0,05). Proporsi infeksi untuk semua tipe STH menurun secara signifikan. Namun untuk askariasis, penurunan yang signifikan hanya ditemukan pada perempuan (p value < 0,05), dan untuk trichuriasis, penurununannya tidak signifikan untuk kelompok umur 10-12 tahun (p value 0,021). Berdasarkan pengamatan telur cacing pada feses anak, terdapat penurunan jumlah telur rata-rata yang signifikan untuk askariasis dan trichuriasis.Kesimpulan: Prevalensi dan intensitas infeksi STH satu tahun setelah pengobatan dengan tiga dosis albendazole menurun secara signifikan. Introduction: Soil-transmitted helminths (STH) prevalence is still high in Indonesia, especially in areas with limited access to clean and safe water, and lack of education about the importance of hygiene and sanitation, such as Panimbang Village in Panimbang, Banten, Indonesia. The villagers of Panimbang village, especially the school-aged children, are at risk of STH infection due to their bad habits of open defecation. In 2018, Sungkar et al. collected the school-aged children of SDN Panimbang 01 and 03 stool, treated the positive students with triple-dose albendazole, collected their stool again two weeks after treatment, and found that almost all positive students were cured. One year later after the first treatment, Sungkar et al. would like to re-evaluate the triple-dose albendazole treatment a year ago.Method: This study uses a cohort design to evaluate pre and post intervention data of STH infections in which the re-measurement is conducted in one year period post prior study.Result:In 2018, 40,8% of 382 subjects are infected by STH. The prevalence of STH infection in 2019 dropped to 24,6%. There were 216 subjects who were present before and after albendazole treatment. The prevalence of STH infection in 2018 and 2019 has decreased as well from 41.7% to 22.7%. The decreases were both statistically significant (p<0,05). The proportion of infection for all types of STH infection have all reduced significantly. However, for ascariasis, the significant reduction only happens in female (p value < 0.05), and as for trichuriasis, there were no significant reduction for 10-12 years old group (p value 0.021). Based on helminths’ eggs examination in the children’s stool, there was a significant reduction in the average number of eggs for both ascariasis and trichuriasis.Conclusion: One year after triple-dose albendazole treatment, the prevalence and intensity of STH infection has decreased significantly. |