Tembikar Situs Percandian Muarajambi: Identifikasi Bentuk dan Teknik Pembuatan = Muarajambi Temple Compound's Pottery: Identification of Form and Manufacturing Techinque
Rosy Putri Dwi Jayanti;
Dian Sulistyowati, supervisor; Pojoh, Ingrid Harriet Eileen, examiner; Wanny Rahardjo, examiner
(Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019)
|
Kawasan Percandian Muarajambi merupakan situs arkeologi tinggalan dari masa Kerajaan Melayu Kuno dan Sriwijaya yang terluas dan terlama masa berfungsinya, tidak hanya di Sumatera tetapi juga di Indonesia. Di Kawasan ini, selain bangunan monumental juga banyak ditemukan fragmen keramik baik yang berbahan tembikar, stoneware, maupun porselen. Keberadaan fragmen keramik terutama tembikar masih tidak terlalu diperhatikan baik dalam survei dan ekskavasi arkeologi, padahal fragmen tembikar dapat digunakan untuk memberikan informasi mengenai teknologi masyarakat pembuatnya, serta kegiatan dan kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat yang menggunakannya. Daerah antara Candi Astano dan Candi Kembarbatu di Kawasan Percandian Muarajambi merupakan daerah yang diindikasikan sebagai bekas hunian oleh beberapa peneliti. Di daerah ini ditemukan fragmen tembikar dalam berbagai ukuran, baik di permukaan maupun di bawah tanah. Berdasarkan identifikasi dan analisis khusus terhadap bentuk, teknologi pembuatan dan ornamen yang ada, diketahui bahwa fragmen tembikar tersebut merupakan wadah-wadah perkakas yang diperuntukkan untuk menunjang kebutuhan sehari-hari. Hal ini memperkuat pendapat bahwa daerah diantara Candi Astano dan Kembarbatu merupakan daerah bekas hunian di masa lalu. Muarajambi Temple Compound is an archaeological site remnants of the era of Ancient Melayu Kingdom and Sriwijaya which were the widest and longest period of functioning, not only in Sumatra but also in Indonesia. In this area, besides monumental buildings, there are also many ceramic fragments found such as pottery, stoneware, and porcelain. The existence of ceramic fragments, especially pottery, is still not given much attention both in surveys and archeological excavations, even though pottery fragments can be used to provide information about technology of the community that made it, as well as the activities and habits of the people who used it. The area between Astano Temple and Kembarbatu Temple in Muarajambi Temple Compound were an area indicated as a former residence by several researchers. In this area pottery fragments were found in various sizes, both on the surface and underground. Based on the identification and special analysis of the existing forms, manufacturing technology and ornaments, it is known that the pottery fragments are household vessels intended to support daily needs. This reinforces the opinion that the area between Astano and Kembarbatu Temples were a former residential area in the past. |
MK-Rosy Putri Dwi Jayanti.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | MK-pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | iii, 24 pages : illustrations |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
MK-pdf | 11-23-05355471 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20525523 |