Tesis ini membahas bagaimana brand Partai Politik (yang diadaptasi dari brand korporasi) ditampilkan di 2 (dua) media massa, yaitu portal berita daring medcom.id dan liputan6.com pada Periode Kampanye Pemilu Serentak 2019. Analisis framing juga dilakukan untuk melihat bagaimana masing-masing portal berita membingkai pemberitaan mengenai Partai NasDem. Secara deskriptif brand Partai NasDem yang muncul pada medcom.id adalah sebanyak 238 (dua ratus tiga puluh delapan) yang didominasi oleh pemberitaan dengan tone positif dan tidak ada satupun pemberitaan dengan tone negatif (no negative news). Lebih lanjut, melalui penelitian ini terlihat medcom.id menjalankan peran layaknya corong kehumasan (PR Stories) bagi brand Partai NasDem. Di sisi lain, secara deskriptif brand Partai NasDem yang muncul pada liputan6.com ternyata juga didominasi oleh pemberitaan dengan tone positif namun masih memiliki 1 (satu) pemberitaan dengan tone negatif (some negative news). Liputan6.com dalam memberitakan brand Partai NasDem cenderung mengabarkan berdasarkan peristiwa (event-based) yang terjadi. Sementara terkait tokoh sebagai sub-brand yang dijadikan kutipan sumber dalam berita, baik medcom.id maupun liputan6.com menempatkan tokoh yang sama pada posisi 3 (tiga) teratas, yaitu Surya Paloh, Johnny Plate, dan Willy Aditya. Analisis framing model Pan & Kosicki yang dilakukan menunjukkan bahwa pada Artikel 1 mengenai laporan Rizal Ramli terhadap Surya Paloh, perbedaan framing sangat mencolok (salient) mengingat isu tersebut mengancam reputasi Partai NasDem. Medcom.id membingkai artikelnya dengan sangat kental menggunakan perspektif Partai NasDem, sementara liputan6.com cenderung hanya sekadar mengabarkan fakta/peristiwa. Selanjutnya, pada Artikel 2 mengenai pertemuan pejabat KPK dengan pengurus Partai NasDem, perbedaan framing juga cukup mencolok (salient) bagaimana medcom.id seolah-olah ingin menyampaikan bahwa kedatangan KPK adalah khusus untuk menjaga kualitas pemimpin dari Partai NasDem, sementara liputan6.com secara umum menyampaikan kedatangan KPK adalah untuk membahas agenda pemberantasan korupsi. Terakhir, pada Artikel 3 mengenai pujian Ketua DPR, Bambang Soesatyo, dalam acara Konsolidasi dan Perayaan HUT Ke-4 Fraksi NasDem, tidak ada perbedaan yang signifikan antara medcom.id dan liputan6.com dalam membingkai (framing) artikel berita tersebut. This thesis discusses how Brand of Political Party (which adapted from corporate brand) is displayed in 2 (two) mass media, namely the online news portal medcom.id and liputan6.com during the 2019 Simultaneous Election Campaign Period. Framing analysis is also carried out to see how each news portal framed the news coverage about Partai NasDem. Descriptively, the brand of Partai NasDem that appeared on medcom.id was 238 (two hundred and thirty-eight) dominated by news with a positive tone and no news with a negative tone. Furthermore, through this research, it is seen that medcom.id plays a role more like to tell PR Stories for the Partai NasDem’s brand. On the other hand, Partai NasDem’s brand that appeared on liputan6.com was 81 (eighty one) news coverage and also dominated by news with a positive tone but still had 1 (one) news with a negative tone (some negative news). Liputan6.com in reporting the Partai NasDem’s brand tends to report based on events (event-based). Meanwhile, regarding the political figure as a sub-brand that is used as a source quote in the news coverage, both medcom.id and liputan6.com placed the same political figures in the top 3 (three), namely Surya Paloh, Johnny Plate, and Willy Aditya. Based on the results of the Pan & Kosicki model of framing analysis, the research findings show that in Article 1 regarding Rizal Ramli's report on Surya Paloh, the difference in framing is highly salient considering that the issue threatens Partai NasDem’s brand reputation. Medcom.id frames its articles very strongly using the Partai NasDem’s perspective, while liputan6.com tends to just report the fact/event as it is. Furthermore, in Article 2 regarding the meeting of KPK officials with the Partai NasDem’s management, the difference in framing is quite salient how medcom.id seems want to convey that the KPK's arrival is specifically to maintain the quality of leaders from Partai NasDem, while liputan6.com conveys that the KPK's arrival is generally to discuss the anti-corruption agenda. Finally, in Article 3 regarding the praise of the Speaker of the House of Parliament (DPR), Bambang Soesatyo, in the Consolidation and Celebration of the 4th Anniversary of the NasDem Faction (Fraksi NasDem), there is no significant difference between medcom.id and liputan6.com in framing the news article. |