Pola Kebangkitan Neo Ottomanisme di Indonesia = The Motive of Resurgence of Neo Ottomanism in Indonesia
M. Musa Al Hasyim;
Yon Machmudi, supervisor; Muhammad Syaroni Rofii, supervisor; Muhammad Luthfi, examiner; Abdul Muta`ali, examiner
(Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021)
|
Penelitian ini membahas tentang Neo Ottomanisme yang menjadi perhatian Turki sejak Erdogan menjabat sebagai perdana menteri lalu presiden dari 2014-2021. Neo Ottomanisme merupakan nostalgia, romantisasi, dan glorifikasi sejarah masa lalu Kesultanan Utsmaniyah yang juga cukup mirip dengan apa yang selama ini dilakukan oleh Ottomania di seluruh dunia termasuk Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menggali pola kebangkitan Neo Ottomanisme dan pengaruhnya terhadap Ottomania di Indonesia. Teori dan konsep yang digunakan adalah Konstruktivisme, Memori Kolektif, dan Diplomasi Publik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan memaksimalkan kajian pustaka, analisis konten media sosial, dan wawancara mendalam dengan berbagai narasumber yang memiliki perasaan kagum terhadap sejarah masa lalu Kesultanan Utsmaniyah. Hasil penelitian menemukan bahwa Neo Ottomanisme sebagai simbol diplomasi publik yang dibawa Erdogan ini membangkitkan memori kolektif dan membentuk identitas muslim serta perasaan bangga sebagai individu muslim. Selain itu, Neo Ottomanisme memberi pengaruh di Indonesia sehingga sejarah Kesultanan Utsmaniyah semakin populer dan dipandang positif oleh masyarakat luas. Neo Ottomanisme dan Ottomania juga membuka jalan peluang kerja sama yang lebih luas antara Turki dan Indonesia di berbagai bidang. This study discusses Neo Ottomanism which has become a concern for Turkey since Erdogan served as prime minister and then president from 2014-2021. Neo Ottomanism is a nostalgia, romanticization, and glorification of the past history of the Ottoman Empire which is also quite similar to what has been done by the Ottomania all over the world, including Indonesia. This study aims to explore the pattern of the rise of Neo Ottomanism and its influence on Ottomania in Indonesia. The theories and concepts used are Constructivism, Collective Memory, and Public Diplomacy. This study uses qualitative research methods by maximizing literature review, analyzing social media content, and deeply interviewing various respondents who have feelings of admiration for the past history of the Ottoman Empire. The results of the study found that Neo Ottomanism as a symbol of public diplomacy brought by Erdogan evoked collective memory and formed Muslim identity and being pride as Muslims. In addition, Neo Ottomanism had an influence in Indonesia so that the history of the Ottoman Empire was increasingly popular and viewed positively by the wider community. Neo Ottomanism and Ottomania also open opportunities between Turkey and Indonesia in various fields. |
T-M. Musa Al Hasyim.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | T-pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | xvi, 101 pages : illustration + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T-pdf | 15-22-87381787 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20525793 |