Kekerasan anak yang terjadi di Kota Depok mempertanyakan eksistensi dari adanya predikat Kota Layak Anak yang dimiliki. Salah satu program dalam mewujudkan KLA yang tujuannya menyentuh keluarga dan menjadi program paling dekat dengan masyarakat adalah program Rukun Warga (RW) Ramah Anak. Program RW Ramah Anak menjadi program dengan capaian outcome tertinggi dengan penambahan jumlah RW Ramah Anak setiap tahunnya. Evaluasi program RW Ramah Anak ini dilakukan untuk melakukan penilaian mengenai keberhasilan dan kegagalan program dalam upaya penanganan kekerasan anak khususnya di wilayah Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok sebagai wilayah dengan kasus terbanyak kekerasan anak dan menjadi wilayah dengan RW Ramah Anak terbanyak dibandingkan wilayah lainnya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengambilan data mixed methods melalui kuesioner yang disebarkan kepada 160 responden (kuantitatif) serta wawancara mendalam dengan 8 narasumber (kualitatif). Penelitian ini menggunakan teori Evaluasi Program oleh Stufflebeam, D. L., & Zhang, G. (2017). Berdasarkan hasil penelitian mengenai evaluasi program RW Ramah Anak dalam penanganan kekerasan anak di wilayah Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok dinyatakan bahwa program ini berhasil dalam upaya penanganan kekerasan anak. Namun, program ini juga masih memiliki beberapa kendala yang perlu diperbaiki agar dapat dilaksanakan menyeluruh dan berjalan dengan optimal oleh RW di Kota Depok. Child abuse that occurred in the city of Depok questioned the existence of the child-friendly city title that the city-owned. One of the programs in realizing KLA whose goal is to touch families and being the closest program to the community is the Child-Friendly Community Association (RW) program. The Child-Friendly RW Program is the program with the highest outcome achievement that can be seen by the increasing number of Child-Friendly RWs every year. The evaluation of the Child-Friendly RW program was carried out to determine the program's success or failure in addressing child violence, particularly in the Pancoran Mas sub-district of Depok City, which has the highest number of cases of child violence and the most Child-Friendly RWs in comparison to other areas. This study uses a quantitative approach with mixed methods data collection techniques through questionnaires distributed to 160 respondents (quantitative) and in- depth interviews with eight sources (qualitative). This study uses the Program Evaluation theory by Stufflebeam, D. L., & Zhang, G. (2017). Based on the results of research on the evaluation of the Child Friendly RW program in handling child violence in the Pancoran Mas District, Depok City, it was stated that this program was successful in handling child violence. However, this program also still has several obstacles that need to be fixed so that it can be implemented comprehensively and run optimally by the RW in Depok City. |