Produksi sosial dari ruang yang diciptakan melalui metode mitigasi banjir memunculkan berbagai cara dan perspektif tentang bagaimana air, sebagai salah satu elemen kehidupan manusia yang paling intim, mempengaruhi mata pencaharian dan cara hidup masyarakat sekitar. Terletak di sebuah komunitas tepi sungai yang menghubungkan badan air; sungai Pesanggrahan dan Pemakaman Umum, TPU Tanah Kusir, berfungsi sebagai jembatan antara lingkungan dan masyarakat. Dengan melihat rutinitas sehari-hari mereka, dapat ditemukan kemampuan beradaptasi dan kolaborasi antara dua sisi dalam konteks spasial yang membuktikan adanya sebuah keterikatan dan relevansi. Bertujuan untuk menunjukkan bagaimana ruang adalah hasil dari produksi yang terjadi sebagai akibat dari mobilitas dan perubahan dilihat melalui mata penduduk setempat dan dengan fokus pada aspek sosial budaya. The social production of a space created through the flooding mitigation method generates ways and perspectives on how water, as one of the most intimate elements of human life, affects the livelihood of the way a community lives. Set in a riverside community that connects a body of water, the Pesanggrahan River and a public cemetery, TPU Tanah Kusir, it serves as a bridge between the environment and the people. By looking at the people repetitive actions on their daily routine, the adaptability and collaboration between two sides in a spatial context can retain attachment and relevance. Aiming to demonstrate how space is a result of production that occurs as a result of mobility and change viewed through the eyes of the locals and with a focus on the socio-cultural aspect. |