Penelitian ini menganalisis praktik-praktik patriarki, khususnya melalui tokoh Shigure terhadap tokoh Akito dalam anime shoujo berjudul Fruits Basket (2019) karya Natsuki Takaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis dengan patriarchy theory dari Barbara Smuts didukung oleh konsep gender identity oleh Judith Butler sebagai pilar utama teori studi ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Akito sebagai seorang tokoh perempuan pada awalnya digambarkan sebagai “laki-laki” dengan identitas gender maskulin (masculine-female). Namun, dalam perjalanan romansanya dengan Shigure, banyak tekanan dan dominasi yang dilakukan oleh Shigure kepada Akito, yang menunjukkan bagaimana budaya patriarki terwujud dalam anime ini. Sejalan dengan patriarchy theory Barbara Smuts, berbagai praktik patriarki Shigure antara lain adalah kontrol Shigure terhadap Akito melalui sumber daya dan bahasa, strategi Akito yang justru menciptakan dominasi Shigure dan formasi hirarki antara Shigure dan tokoh lain, serta berkurangnya sekutu Akito yang memudahkan dominasi dan kendali Shigure. Dengan berbagai praktik patriarki di atas, Akito pada akhirnya menyerah pada tekanan dan dominasi Shigure, dan Akito pun dengan sukarela merubah identitas gendernya menjadi seorang “perempuan” yang feminin (feminine-female). Temuan ini sangat menarik karena melalui anime Fruits Basket dapat dilihat bagaimana budaya patriarki dan relasi gender tradisional Jepang masih bertahan dalam masyarakat Jepang dewasa ini. This study analyzes patriarchal practices, especially through the character of Shigure and Akito in the shoujo anime Fruits Basket (2019) by Natsuki Takaya. The method used in this study is a descriptive analysis method with the patriarchy theory of Barbara Smuts and supported by the concept of gender identity by Judith Butler as the main theory of this study. The results showed that Akito as a female character was initially described as "male" with masculine gender identity (masculine-female). However, in the course of his romance with Shigure, Shigure puts a lot of pressure and domination on Akito, which shows how patriarchal culture is manifested in this anime. In line with Barbara Smuts's theory of patriarchy, Shigure's various patriarchal practices include Shigure's control of Akito through resources and language, Akito's strategy which creates Shigure's domination and hierarchical formation between Shigure and other figures, and the reduction of Akito's allies which facilitates Shigure's domination and control. With the various patriarchal practices above, Akito finally succumbed to Shigure's pressure and domination, and Akito changed his gender identity to become a "feminine-female". This finding is very interesting because through Fruits Basket, it can be seen how patriarchal culture and traditional Japanese gender relations still persist in Japanese society today. |