Live action vs manga: studi kasus alih wahana Death Note = Live action vs manga: case study of Death Note adaptation
Fathya Fitraska Putri;
Citra Rindu Prameswari, supervisor; Ariestyani Wahyu Perwitasari, examiner
(Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022)
|
Adaptasi live action dari Death Note yang dikeluarkan pada tahun 2017 kurang mendapatkan respon yang baik dari pasar, bahkan sejak sebelum film tersebut rilis. Death Note sendiri merupakan sebuah manga yang selesai diserialisasikan sebelas tahun sebelumnya dan mendapatkan masif popularitas di pasar domestik maupun internasional. Melihat perbedaan penerimaan pasar, penelitian ini kemudian bertujuan untuk mencari tahu penyebab dari kurang baiknya respon yang diterima film tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Teori Adaptasi milik Linda Hutcheon, serta unit analisis yang berupa adaptasi live action Death Note dibedah menggunakan teknik sinematografi mise-en scene. Dari analisis dapat ditemukan bahwa kurang baiknya respon yang diterima oleh adaptasi ini sebagian besar disebabkan oleh perubahan dari berbagai aspek yang menghilangkan esensi dari bahan sumber. Perubahan yang dimaksud tidak terbatas pada durasi dan alur cerita, tetapi juga pada karakterisasi tokoh-tokoh utama, aturan dari Death Note itu sendiri dan juga penambahan subtema romantis. Kemudian ditemukan juga bahwa masalah lain yang timbul diakibatkan oleh perubahan kebangsaan karakter dari Jepang menjadi Amerika dan juga jajaran pemain yang menyesuaikan perubahan kebangsaan tersebut. The live action adaptation of Death Note which was released in 2017 did not get a good response from the market, even before the film's release. Death Note itself is a manga that was serialized eleven years earlier and gained massive popularity in both domestic and international markets. Seeing the difference in market acceptance, this research then aims to find out the cause of the poor response received by the film. This research was conducted using Linda Hutcheon's Theory of Adaptation, and the unit of analysis in the form of a live action adaptation of Death Note was dissected using the mise-en scene cinematography technique. From the analysis it can be found that the poor response received by this adaptation is largely due to changes in various aspects that remove the essence of the source material. The changes in question are not limited to the duration and storyline, but also to the characterization of the main characters, the rules of Death Note itself and also the addition of a romantic subplot. Then it was also found that other problems that arose were caused by the change in the nationality of the character from Japanese to American, and also the lineup of actors who are adjusted to accommodate the change in nationality. |
TA-Fathya Fitraska Putri.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | TA-pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | vi, 31 pages : illustration |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
TA-pdf | 16-22-96635507 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20527180 |