Sejak diresmikan pada 2015, Sustainable Development Goals (SDG’s), pendidikan yang inklusif menjadi prioritas bagi setiap negara diseluruh dunia tak terkecuali Indonesia. Akan tetapi, 6 tahun paska diresmikan, inklusivitas pendidikan Indonesia masih jauh dari kata optimal (Kemendikbud.2019). Dengan menggunakan data Kabupaten/Kota Provinsi Papua dan Papua Barat dan diolah menggunakan Stochastic Frontier Analysis (SFA), penelitian ini akan melihat tingkat efisiensi belanja pemerintah daerah dalam meningkatkan partisipasi pendidikan di kabupaten/kota Papua dan Papua Barat. Hasil studi menunjukkan bahwa secara rata-rata pemerintah daerah telah kehilangan efisiensi teknis belanja pendidikan daerah sebesar 21% dalam usaha meningkatkan inklusivitas pendidikan di seluruh wilayah. Since it was inaugurated in 2015, the Sustainable Development Goals (SDGs), inclusive education has become a priority for every country, including Indonesia. However, six years after it was inaugurated, the inclusiveness of Indonesian education is still far from optimal (Kemendikbud., 2019). Using district/municipality data for the provinces of Papua and West Papua and processed using Stochastic Frontier Analysis (SFA), this study will look at the efficiency level of local government spending in increasing education participation in the districts/cities of Papua and West Papua. The study results show that, on average, local governments have lost the technical efficiency of regional education spending by 21% to increase educational inclusiveness in all regions. |