Pandemi Coronavirus Disease of 2019 (COVID-19), yang masuk ke Indonesia di tahun 2020, menyebabkan pemerintah Indonesia memberlakukan program pembatasan sosial yang menyebabkan penerapan kebijakan pelaksanaan pekerjaan perusahaan, yaitu menjadi bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Hal ini mengharuskan perusahaan untuk menggunakan aplikasi video conference guna menjaga keberlangsungan komunikasi antar pekerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi niat keberlanjutan penggunaan aplikasi video conference di lingkungan pekerjaan pasca pandemi. Penelitian ini menggunakan mix-method yang terdiri dari pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan untuk merancang model dan mengeksplorasi technology affordance yang sesuai dengan aplikasi video conference. Pendekatan kuantitatif dilakukan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan metode PLS-SEM. Data responden penelitian ini berjumlah 457 responden. Penelitian ini menggabungkan teori technology affordance, task-technology fit, dan expectation-confirmation model. Penulis menemukan technology affordance dari aplikasi video conference yaitu communication affordance, sharing resource affordance, collaborative working affordance, dan social presence affordance. Hasil dari penelitian ini adalah task characteristic dan technology affordance memiliki pengaruh positif pada perceived task-technology fit (TTF). Kemudian, TTF memiliki pengaruh positif terhadap continuance intention secara langsung dan tidak langsung melalui perceived usefulness, confirmation, dan satisfaction. Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa semua post acceptance variable dalam ECM terbukti. Terakhir, penelitian ini juga membuktikan bahwa expected degree of working flexibility memiliki pengaruh positif pada continuance intention. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan pengembangan fitur bagi penyedia aplikasi video conference dan menjadi acuan dalam memilih aplikasi video conference bagi perusahaan yang menggunakannya. The Coronavirus Disease of 2019 (COVID-19) pandemic, which entered Indonesia in 2020, caused the Indonesian government to impose a social restriction program that led to the implementation of a company policy implementation of work, namely to work from home (WFH). This requires companies to use video conferencing applications to maintain continuous communication between employees. This study aims to explain the factors that influence the post-pandemic continuance intention of video conference applications in the workplace. This study uses mix-method consisting of qualitative and quantitative approaches. A qualitative approach is used to build the research model and explore technology affordances of video conference applications. A quantitative approach is used to test the hypothesis using the PLS-SEM method. This study collected data from 457 employees in Indonesia. This study combines technology affordance theory, tasktechnology fit, and expectation-confirmation model. This study found 4 technology affordances of video conference applications, namely communication affordance, sharing resource affordance, collaborative working affordance, and social presence affordance. The results of this study show that task characteristic and technology affordance improve perceived task-technology fit (TTF). Then, TTF improves continuance intention directly and indirectly through perceived usefulness, confirmation, and satisfaction. This study also found that all post-acceptance variables in ECM were proven. Finally, this study proves that the expected degree of working flexibility has a positive influence on continuance intention. This study hopefully can be a reference for video conference application providers to decide which features to develop and for companies that use them to decide which application to use. |