Understanding "Jamet" on TikTok Through The Lens of Cultural Approach in Communication (Semiotic Analysis on @yusuf.shikuyus Account) = Memahami "Jamet" di TikTok dengan Pendekatan Budaya dalam Komunikasi (Analisis Semiotik pada Akun @yusuf.shikuyus)
Aisyah Kirana Fardiansyah;
Indah Santi Pratidina, supervisor
(Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022)
|
Kehadiran subkultur dalam kehidupan masyarakat perkotaan merupakan salah satu dampak dari mobilitas yang dinamis dan heterogenitas budaya dalam suatu waktu. Dalam masyarakat secara keseluruhan ada budaya yang diterima dan dipahami, namun ada juga bagian lain dari budaya yang menyimpang dari budaya normatif kemudian menyatu sebagai suatu kelompok masyarakat yaitu subkultur. Salah satu subkultur yang dapat diamati pada media sosial di Indonesia adalah “Jamet”. “Jamet” merupakan singkatan dari “Jawa metal” yang artinya seseorang yang ingin bertingkah keren dengan menggunakan atribut musik metal dan memiliki tampilan visual seperti orang Jawa. Salah satu alasan keberadaan kata “Jamet” adalah video “Badinding” oleh akun @yusuf.shikuyus di platform TikTok yang sukses menghibur penonton. Di sosial media TikTok, “Jamet” ditandai dengan penampilan yang dianggap berbeda dari yang lain; memiliki gaya rambut "lempar poni" yang diwarnai dengan cat cerah, mengenakan kemeja yang berukuran besar, dan celana pensil. Alhasil, istilah “Jamet” kini menjadi sebuah stereotip. Studi ini berusaha memotret penggunaan kata tersebut di TikTok, khususnya bila ditujukan kepada seseorang yang menimbulkan rasisme dan diskriminasi, terutama bagi etnis Jawa. The presence of subcultures in the life of urban communities is one of the impacts of dynamic mobility and cultural heterogeneity at a time. In a society as a whole, there is a culture that is accepted and understood. Still, other parts of the culture deviate from the normative culture and then unite as a community group, namely subculture. One of the subcultures that can be observed on social media in Indonesia is “Jamet”. “Jamet” is an abbreviation of “Jawa metal”, which means someone who wants to be cool by using metal music attributes and has a visual appearance like the Javanese. One of the reasons for the existence of the word “Jamet” is because of “Badinding” video posted by @yusuf.shikuyus on TikTok platform. On TikTok, “Jamet” is characterized by an appearance that is considered different from the others; has a "throw bang" hairstyle dyed brightly, and wears an oversized shirt and pencil pants. As a result, the term “Jamet” has become a stereotype. This study attempts to portray the use of the word on TikTok, especially when it is directed to someone who causes racism and discrimination, especially the Javanese Ethnic. |
MK-Aisyah Kirana Fardiansyah.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | MK-pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022 |
Program Studi : |
Bahasa : | eng |
Sumber Pengatalogan : | LibUI eng rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | 29 pages : illustration + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
MK-pdf | 11-23-04848846 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20528909 |