Perilaku kesehatan yang dijalankan oleh seseorang atau PUS dalam siklus reproduksi, merupakan tema perhatian dalam tulisan ini. Kondisi itu muncul karena didasarkan oleh adanya kenyataan, bahwa berbagai masalah gangguan kesehatan reproduksi yang dialami oleh masyarakat dewasa ini banyak ditentukan dan dipengaruhi oleh faktor perilaku yang mereka wujudkan dalam menjalankan kegiatan dan proses reproduksi mereka.Perilaku atau perilaku kesehatan yang ditunjukkan atau ditampilkan oleh seseorang atau suatu kelompok masyarakat tidak bersifat tunggal (berdiri sendiri), tetapi "ia" terlahir atau terwujud dari adanya gagasan-gagasan, harapan-harapan, keinginan-keinginan, nilai-nilai, norma-norma, pengetahuan dan kepercayaan dengan kata lain kebudayaan yang dianut oleh individu atau kelompok masyarakat yang bersangkutan. Kebudayaan inilah yang mendasari sikap dan perilaku pendukungnya dalam menata kehidupan kesehatan reproduksinya.Namun masalahnya, kebudayaan yang berkenaan dengan kesehatan reproduksi yang dianut oleh suatu komunitas pendukungnya, tidak selamanya berpengaruh baik (positif) terhadap kehidupan kesehatan reproduksi mereka. Bahkan sebaliknya, justru ada yang berpengaruh buruk (negatif). Demikian pula, bahwa tidak selamanya individu-individu bertindak atau berperilaku berdasarkan pada pola-pola kebudayaan ideal (normatif) yang ada dalam masyarakatnya. Implikasinya, bahwa penyimpangan perilaku, dalam hal ini adalah perilaku yang merugikan kesehatan adalah kenyataa-kenyataan empirik yang terdapat dalam suatu komunitas dan kebudayaan, sebagai akibat dan pengaruh dari proses sosialisasi dan enkulturasi nilai-nilai kebudayaan kesehatan modern yang berkenaan dengan kesehatan reproduksi tidak terpahami secara baik. Konsepsi kebudayaan yang mendasari munculnya perilaku kesehatan yang mereka jalankan dalam siklus reproduksi, tersebut, apakah itu dalam bentuk yang menguntungkan ataupun dalam bentuk yang merugikan, mereka sadari atau tidak, dan masalah kesehatan reproduksi yang diakibatkannya merupakan fenomena yang ditelusuri dalam tesis ini, dengan mengambil setting penelitian pada Komunitas Bugis Alitta di Sulawesi selatan.Melalui studi ini ditemukan, bahwa masalah-masalah kesehatan reproduksi yang dialami oleh warga atau PUS dalam komunitas Bugis Alitta banyak ditentukan dan dipengaruhi oleh perilaku kesehatan yang mereka jalankan dalam siklus reproduksinya sebagai wujud dari kebudayaannya, baik yang mereka sadari/ketahui maupun yang mereka tidak sadari/tidak ketahui merugikan ataupun menguntungkan kondisi kesehatan reproduksi mereka. |