:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Kajian banding dan interkultural the glass menageria oleh Tennessee Williams pada dua sadurannya, perhiasan gelas oleh Teguh Karya dan Mawar Biru oleh Suyatna Anirun dan Jim Lim

Wawan Christiawan; Talha Bachmid, supervisor (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002)

 Abstrak

Teks drama karya dramawan pribumi hingga saat ini tidaklah cukup banyak tersedia sehingga para pekerja teater kita beralih mengkomsumsi teks drama terjemahan asing. Kehadiran teks drama asing yang diterjemahkan cukup diminati oleh kelompok-kelompok teater di Indonesia, membuktikan bahwa teks-teks-drama asing yang disadur turut mendukung pertunjukan-pertunjukan panting dalam panggung teater modem Indonesia. Para sutradara-penulis Indonesia tidak menerima begitu saja kehadiran teks-drama asing dengan konteks budaya sumbernya, dengan daya kreatifnya para pekerja teater kita nencoba untuk berkompromi dan berinisiatif dalam menemukan padanan tafsir budaya yang serasi antara teks drama asing dan teks saduran pribumi pada pertunjukan-pertunjukan mereka.
Dalam konteks tersebut para pekerja teater di Indonesia memiliki kesadaran untuk menggali kembali sumber-sumber budaya yang telah ada. Pandangan tersebut bukanlah sebuah sikap yang negatif pada teks drama asing. Namun hal tersebut penulis pandang sebagai sebuah kepekaan Baru dari pekerja teater modern Indonesia dalam menerima pengaruh budaya sumberlasing maupun terhadap potensi budaya sasaranllokal-tradisionalnya. Meski banyak teks drama asing dipentaskan di panggung teater modern Indonesia namun secara .bentuk mereka tampil dalam bentuk wajah teater pribumi. Dengan kesadaran tetap berpijak pada tradisi milik sendiri, paling tidak mereka sadar bahwa mereka telah melestarikan budaya bangsanya.
The Glass Menagerrie [1944] adalah salah satu adikerya Tennessee Wiliams yang menjadi salah satu kanon sastra drama Amerika. Karya tersebut bahkan telah menjadi adikarya sastra milk dunia, karena teks-drama tersebut bukan saja dibaca dan menjadi kajian, bahkan teks-drama tersebutpun telah dimainkan oleh berbagai kelompok teater di seluruh dunia.
Di tangan ketiga sutradara-penulis Indonesia Teguh karya dari Teater Popular dan Suyatna Anirun dan Jim Urn dari Studikiub Teater Bandung, teks drama The Glass Menagerie [1944] karya Tennesee Williams disadur ke dalam budaya Indonesia. Kajian dalam thesis ini berupaya menguak fenomena di atas dengan menggunakan perdekatan kajian bandingan dan kajian interkultural.yakni memeriksa kekhasan penyaduran Berita kandungan muatan budaya dalam sastra sumber dan sastra sasaran.
Salah satu ciri khas Teguh Karya bersama Teater Popular adalah banyak mengadaptasi teks drama asing dengan mengambil bentuk budaya sasaran dari berbagai sumber etnik di tanah air. Teguh Karya berorientasi pada pilihan bentuk warna lokal Indonesia. Sedangkan Studiklub Teater Bandung mengambil pilihan bentuk warna lokal Sunda dan Jawa. Mereka berkarya dalam semangat teater modern Indonesia namun mereka tetap gigih dalam mempertahankan warna lokal kebudayaan mereka.

Since the plays of indigenous dramatists have not been available on its existence, our theater-workers take over to choose foreign plays. It takes an interesting for some theatre groups in Indonesia by viewed that the adaptation plays have supported any significant performing events in the term of Indonesian Modern Theatre.
Some directors-writers in Indonesia do not accept directly as well as its source culture, but with their creativity, they try to take an initiative to harmonize with the cultural interpretation between foreign plays and indigenous plays. Therefore, the theatre-workers in Indonesia have a conciscousness to re-explore the source of their own culture. This view does not pretend to be negative effect to foreign plays but it is a new sensibility of expression from the theatre-workers in accepting of new influence from foreign culture as a source to indigenous culture as a target. Most of plays have performed in the theatre events, even though as the form, they present in the face of indigenous theatre. With the conciscousness to keep their own tradition, they believe this way can maintain the national culture.
The Glass Menagerrie (1944) is one of the greatest play of Tennessee Williams. It is a canon for American plays and also its influence to the world. It could be read not only in theoritical term, but has been performed by almost theatre groups all over the world.
In hand of three Indonesian directors-writers, Teguh Karya from Teater Popular, Suyatna Anirun and Jim Lim from Studiklub Teater Bandung, the play of The Glass Menagerrie's Tennessee Williams (1944) adapted in Indonesian culture.
The point of this thesis is to create to view its phenomena by using approachment of the comparison studies and intercultural studies, while examining the particular adaptation on source literate and target literate.
One of the characteristic of Teguh Karya and Teater Populer is mostly working in plays adaptation by taking cultural forms from any ethnic source culture in Indonesia. Teguh Karya' has oriented his concern to indigenous forms and Studiklub Teater Bandung takes an inspirations from Sudanese and Javanese culture. They both create in the spirit of Indonesian Modern Theatre and also still keep the consistence in the indigenous culture.

 File Digital: 1

Shelf
 T 418-Kajian bandingan.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T418
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : 177 hlm. ; 29 cm.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T418 15-19-304590642 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 70740