Penyakit Tuberkulosis Paru pada umumnya menyerang penduduk usia produktif. Dari segi ekonomi penyakit ini dapat menimbulkan dampak terhadap produktivitas seseorang dan keluarga, yang pada akhirnya pertumbuhan ekonomi menjadi terganggu.Dalam rangka mengefektifkan program pemberantasan penyakit tuberkulosis paru, maka sejak tahun 1993 Indonesia telah menetapkan strategi baru dalam pemberantasan penyakit Tb.Paru, yang dikenal dengan stratagi DOTS (Directly Obseved Treatment Short Course).Hasil analisis data program P2.Tb.Paru di Kota Palu selama kurun waktu tahun 1997-1999, menunjukan bahwa cakupan penggunaan pelayanan kesehatan oleh penderita tersangka Tb.Paru di Kota Palu baru mencapai 28,5% pertahun. Di wilayah Kecamatan Palu Selatan, khususnya di Puskesmas Kawatuna dan Puskesmas Petobo cakupan tersebut Baru mencapai 27,4% dari perkiraan jumlah penderita tersangka Tb.Paru yang ada di wilayah tersebut. Rendahnya cakupan penggunaan pelayanan Kesehatan diperkirakan berhubungan dengan faktor pengetahuan, dan faktor-faktor lainnya seperti: pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, persepsi bahaya, biaya pengobatan, penerimaan informasi tentang Tb.Paru dan dorongan keluarga.Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kecamatan Palu Selatan Kota Palu, tepatnya di Puskesmas Kawatuna dan Puskesmas Petobo pada Tahun 2001. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kasus-kontrol tidak berpadanan. Sebagai populasi adalah semua penderita tersangka Tb.Paru yang berusia >15 tahun dan berdomisili di wilayah penelitian tahun 2001. Sedangkan sampel adalah semua penderita tersangka Tb.Paru yang mempunyai gejala batuk berdahak > 3 minggu, ditemukan pada saat dilakukan skrining. Kasus adalah penderita tersangka Tb.Paru yang tidak menggunakan pelayanan kesehatan dan kontrol adalah penderita tersangka Tb.Paru yang menggunakan pelayanan kesehatan. Besarnya sampel dalam penelitian ini adalah 306, yang terdiri dari 80 sampel pada kasus , dan 226 sampel kontrol.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola penggunaan pelayanan kesehatan, menilai kekuatan hubungan antara faktor pengetahuan setelah dikontrol dengan variabel pendidikan, pekerjaan, persepsi bahaya, biaya pengobatan, dorongan keluarga dan faktor penerimaan informasi tentang Tb.Paru dengan penggunaan pelayanan kesehatan bagi penderita tersangka Tb.Paru.Hasil penelitian menunjukan, berdasarkan analisa bivariat terdapat 4 (empat) variabel yang secara statistik mempunyai hubungan yang signifikan dengan penggunaan pelayanan kesehatan, yaitu pengetahuan, pendidikan, persepsi bahaya dan penerimaan informasi Tb.Paru. Hasil analisa multivariat menunjukan, bahwa dua variabel yang dinilai mempunyai kekuatan hubungan, yaitu variabel pengetahuan, dan penerimaan informasi tentang Tb.Paru. Variabel pengetahuan dalam penelitian ini dinilai mempunyai kekuatan hubungan yang lebih besar OR = 13,811 ; 95% Cl = 7,318 - 26,067 dibanding dengan variabel penerimaan informasi tentang Tb.Paru dengan OR = 2,417 ; 95% CI=1,305 - 4,476. Artinya penderita tersangka Tb.Paru yang mempunyai pengetahuan rendah tentang penyakit Tb.Paru mempunyai risiko sebesar 13,8 kali untuk tidak menggunakan pelayanan kesehatan dibanding dengan yang mempunyai pengetahuan tinggi.Upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan cakupan penggunaan pelayanan kesehatan oleh penderita tersangka Tb.Paru di Kecamatan.Palu Selatan, adalah upaya peningkatan promosi kesehatan/penyuluhan tentang penyakit Tb.Paru secara berkesinambungan kepada masyarakat, yang klaim pelaksanaanya perlu didukung unsur advocacy, social support dan empowerment. The Factors that Related to the Use of the Health Service for Suspected Lung Tuberculosis in South Palu Sub-district, Palu City, 2001Lung Tuberculosis Disease usually attacks people at the reproductive age economically, this disease can emerge the impact to productivity of them as well as their family and furthermore to national economic growth.In order to make effective the program on lung tuberculosis eradication, since 1993 Indonesia has decided the new strategy in combating this disease namely DOTS (Directly Observed Treatment Short Course).According to the data analysis on lung tuberculosis in Palu City within 1997 to 1999, it showed that the coverage of the use of health care by suspected lung tuberculosis was only 285% per year. In South Palu Sub-district, especially at Kawatuna and Petobo Community Health Centers, the coverage was only 27A% from the estimation figures to all suspected lung tuberculosis in these areas. The low of its coverage was related to the factors such as knowledge, education, occupation, sex, perception of dangerous, cost of medication, information on lung tuberculosis, and motivation of their families.The research was conducted in the area of South Palu Sub-district, Palu City, at Kawatuna and Petobo Community Health Centers at the year of 2001. The design used in this research was un-matching case-control. The population was all suspected lung tuberculosis who more 15 years of age and selected in the research area in 2001. While the samples were all suspected lung tuberculosis who's indicated cough sputum symptom more than 3 weeks, at the time of screening. The cases were suspected lung tuberculosis that did not used the health care, while the control were those who used the health care. The samples were 306 consist of 80 cases and 226 controls.The objective of the research was to know the pattern of the use of the health care, to grade the power relationship between the knowledge after controlled by the factors such as education, occupation, perception of dangerous, cost of medication, motivation of family, and the information received by them on lung tuberculosis and the use of the health care for suspected lung tuberculosis.The result of the research showed that based on bivariates analysis there were four variables which statistically have significant relationship to the use of the health care. Those variables were knowledge, education, perception of dangerous, as well as information received on lung tuberculosis. According to multivariate analysis showed that two variables, which graded have power relationship, those were variable knowledge, and information received on lung tuberculosis. Knowledge variable in this study graded has greater power relationship (OR = 13,811; 95% CI = 7,318-26,067) than information received on lung tuberculosis (OR = 2,417; 95% CI = 1,305-4,476). It means that those who had lower knowledge on lung tuberculosis had risk 13,8 times for not use the health care compared to who with higher knowledge.Considering the result of the research it was suggested to increase the coverage of the use of the health promotion as well as giving information about lung tuberculosis continuously to the community supported by advocacy, social support and community empowerment. |