Mepakhur sebagai arena sosialisasi remaja di Kecamatan Babussalam Kabupaten Aceh Tenggara
Anas Yulfan;
S. Budhisantoso, supervisor
(Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003)
|
Sebagai bagian dari masyarakat Aceh, masyarakat Alas Kabupaten Aceh Tenggara mempunyai kebiasaan yang agak berbeda dengan daerah lainnya dalam melegalkan hubungan muda - mudi untuk mencari jodoh, yaitu kebiasaan mepakhur. Akan tetapi seiring dengan pergeseran waktu adat mepakhur sudah banyak mengalami pergeseran nilai - nilai dan norms - norma adat yang berlaku. Mepakhur telah mengalami pergeseran nilai - nilai dan norma - norma. Remaja sudah tidak lagi membiasakan dirinya untuk belajar untuk menyesuaikan diri bagaimana pentingnya kebiasaan ini di mata masyarakat setempat. Mereka sudah terpengaruh dengan kuatnya arus modernisasi sehingga sudah mencontoh pergaulan dan kebiasaan orang - orang kota dalam hubungan muda - mudi ini, kenyataan ini mengkhawatirkan banyak pihak, terutama para orang tua, sentuwe, sesepuh adat dan masyarakat setempat. Maka dari pada itu perlu adanya sebuah sosialisasi bagi para remaja setempat tentang pentingnya nilai yang terkandung dalam adat mepakhur pada masyarakat Alas di kecamatan Babussalam Kabupaten Aceh Tenggara.Tujuan dari penetitian adalah untuk mengetahui perkembangan kegiatan mepakhur sebagai sebuah kegiatan yang resmi dalam sebuah pasta perkawinan atau pun khitanan masyarakat Alas, sehingga sosialisasi dalam arti sebagai fungsi pendidikan dalam arti lugas mepakhur di antara para remaja dapat berjalan sesuai dengan keinginan seluruh masyarakat dan juga untuk mengetahui bentuk perkembangan dan pergeseran nilai - nilai adat mepakhur di era modemisasi saat sekarang ini.Penelitian menggunakan metode penelilian kualitatif dan dilakukan di kecamatan Babussalam dengan alasan, karena di duga masih kuat memegang tradisi dan adat istiadat Alas yang berlaku, Berdasarkan hasil penelitian di daerah ini terlihat bahwa tradisi mepakhur hanya dianggap sebagai pelengkap sebuah pesta raja dan bahkan tradisi mepakhur ini sudah mulai mengalami pergeseran nilai dan norma - norma agama yang berlaku di masyarakat Alas oleh para remaja setempat.Dengan adanya proses modemisasi yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi, tradisi mepakhur oleh para remaja sudah mulai berkurang. Fungsi dan makna mepakhur itu sendiri oleh para remaja sudah mulai luntur, yang disebabkan adanya sikap, mental dan perilaku remaja itu sendiri yang sudah mulai terpengaruh oleh masuknya budaya asing yang masuk ke Tanah Alas. Pengaruh kemajuan zaman yang ada pada masyarakat saat sekarang ini dihadapkan pada transformasi struktur sosial melalui sistem pendidikan daiam arti luas yang mengajarkan norma - norma dan nilai - nilai baru banyak sekali mempengaruhi terhadap kegiatan mepakhur itu sendiri. Bukan hanya itu saja, diharapkan melalui proses sosialisasi kepada remaja - remaja suku Alas diharapkan timbulnya suatu bentuk keterampilan sosial bagi mereka. Mereka diharuskan mampu untuk belajar cara - cara mengatasi untuk melakukan hubungan sosial dengan orang lain.Kegiatan mepakhur dalam lingkungan masyarakat Alas merupakan lambang identitas kelompok (group identity) masyarakat setempat. Masyarakat saat sekarang ini telah membuka diri terhadap lajunya pembangunan di segala bidang yang akhirnya berujung kepada perwujudan kesejahteraan sosial masyarakat Alas. Nilai - nilai kultural yang terkandung dalam kegiatan mepakhur sudah dianggap sebagai sebuah norma - norma yang ada dalam kehidupan masyarakat untuk tidak mau menutup diri dan keterbukaan dunia luar.Dari studi ini dapat disimpulkan bahwa tradisi mepakhur yang berlaku di tengah - tengah masyarakat sudah mulai mengalami pergeseran nilai dan hanya dianggap sebagai lambang atau pelengkap sebuah pesta, sehingga dengan demikian kegiatan mepakhur harus disosialisasikan kembali kepada para remaja agar mereka diharapkan bisa belajar dengan adat - istiadat yang berlaku di lingkungan masyarakat Alas setempat. Bukan hanya itu saja diharapkan adanya pembentukan lembaga - lembaga baru untuk menggantikan kegiatan mepakhur di masa mendatang. Dengan demikian segi positif yang dapat di petik hikmahnya oleh para remaja khususnya dan masyarakat pada umunya, sehingga kegiatan ini dapat terns dilestarikan dan dipertahankan sebagai aset kebudayaan daerah Kabupaten Aceh Tenggara. |
T 10322-Mepakhur sebagai.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | T10322 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | |
Tipe Konten : | |
Tipe Media : | |
Tipe Carrier : | |
Deskripsi Fisik : | |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T10322 | 15-19-177337371 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 73111 |