Salah satu realitas yang tidak bisa terbantahkan saat ini ialah adanya berbagai macam agama. Hampir setiap kota dan negara di dunia saat ini dihuni oleh masyarakat dari berbagai agama. Kehidupan multiagama itu seringkali menimbulkan pergesekan dan konflik. Sebagai negara plural berdasarkan agama, Indonesia juga tak luput dari kondisi semacam itu. Berbagai kekerasan dan kebringasan antarpemeluk agama telah terjadi di negeri ini. Konflik horisontal antarumat beragama ini juga merusak sendi-sendi persatuan dan kesatuan nasional.Al-Qur'an sebagai sumber utama ajaran agama Islam diyakini oleh para pemeluknya memiliki petunjuk kehidupan yang sesuai untuk setiap tempat dan waktu. Ia laksana gudang yang tersimpan di dalamnya mutiara dan permata. Namun tidak setiap orang dapat memasuki gudang tersebut. Tafsir merupakan kunci guna membuka pintu gudang mutiara dan permata itu. Salah seorang putra terbaik bangsa ini, yaitu Hamka, telah melahirkan karya monumentalnya berupa Tafsir al-Azhar. Melalui kitab tafsir inilah kita ingin mengetahui wawasan al-Qur'an, yang diinterpretasikan oleh Hamka, tentang bagaimana seharusnya toleransi agama bisa dibangun di tengah keragaman komunitas umat beragama itu.Dengan menggunakan pendekatan tematik atas Tafsir al-Azhar karya Hamka, ditemukan bahwa toleransi agama tidak hanya menyangkut bidang muamalah antarpemeluk agama, namun juga menyangkut segi keimanan (teologis). Di bidang keimanan, Hamka memberikan ruang kebebasan beragama, mengakui adanya jalan-jalan keselamatan bagi kaum beriman, dan memberi tempat khusus bagi golongan Ahli Kitab. Sedang di bidang muamalah, Hamka menganjurkan suatu kehidupan harmoni penuh kedamaian antarumat beragama, membolehkan pernikahan antara seorang pria Muslim dengan wanita yang baik dari golongan Ahli Kitab, dan mengharuskan umat Islam untuk ikut memelihara dan melindungi rumah-rumah suci dan tempat-tempat peribadatan agama lain dari tindakan destruktif. Namun, di sisi lain Hamka melarang adanya persahabatan akrab dan persekutuan antara kaum Muslim dengan umat beragama lain. Religious Tolerance in Al-Qur'an Thematic Method on Tafsir al-Azhar by HamkaThe presence of various religions is one of today's facts that unarguable. Almost every city and country in the world had been inhabited by multi religious communities in recent time. The multi-religious life often causes friction and conflict. Indonesia, as a plural state based on religions, could not avoid from the condition. Violence and wildness between religious communities happened in the country. The horizontal conflicts between religious communities also damaged pillars of national unity and union.Al-Qur'an as a prime source of Islamic teachings is claimed by its followers contained life guidance that adapts to anywhere and everywhere. It is like a depot saves pearls and jewels. However, not everybody could come in. Tafsir is a key to open the depot's door where pearls and jewels kept in. One of the best sons of the country, Hamka, has produced his monumental book, namely Tafsir al-Azhar. To look through the tafsir we wish to know Quranic conception, interpreted by Hamka, on how religious tolerance should be built among various religious communities.After having examined Hamka's Tafsir al-Azhar by thematic method, we found that religious tolerance involved muamalah or fellowship aspects, as well as theological or faith aspects. In theological aspects Hamka allows space for freedom to have religion, admits sorts of salvation paths for religious believers, and gives a special place for Ahli Kitab. In muamalah or fellowship aspects Hamka suggests a harmony life peacefully between religious communities, permits marriage between a Moslem man and a woman of Ahli Kitab, and requires Muslim people to protect and defend holly houses and places of worship of other religions from destructive action. Even though, Hamka does prohibits a close friendship and association between Muslim people and other religious communities. |