:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Partisipasi masyarakat pada kegiatan pemilahan sampah rumah tangga: studi kasus di kampung Banjarsari, Kec. Cilandak Barat, Jakarta Selatan

Citra Wardhani; Retno Soetarjono, supervisor (Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004)

 Abstrak

Tingginya biaya penanganan sampah dengan menggunakan metode sanitary landfill mendorong banyak negara untuk mulai menutup lokasi-lokasi pembuangan sampahnya dan beralih pada manajemen pengelolaan sampah yang lebih baik dengan pendekatan partisipasi, yaitu melalul proses pemilahan sampah sejak dari sumbernya, dan daur ulang (recycling).
Jakarta sebagai kota metropolitan berpenduduk padat seharusnya mulai mengarahkan sistem pengelolaan sampahnya ke arah pendekatan tersebut. Jakarta menghasilkan jumlah sampah yang sangat besar setiap tahunnya. Jumlah ini meningkat dan sebanyak 3,72 juta ton pada tahun 1996 menjadi 4,17 juta ton pada tahun 1999. Sebesar 58% Bari jumlah tersebut dihasilkan oleh rumah tangga dan sebagian besar komposisi sampah yang dihasilkan Jakarta adalah sampah organik (65°k). Oleh karena itu, program-program peningkatan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pemilahan sampah sejak dari rumah tangga dan penanganan sampah organik harus diintensifkan dan dijadikan fokus utama.
Penelitian ini bertujuan untuk:
1) Mengetahui besarnya partisipasi masyarakat untuk memilah sampah rumah tangga,
2) Mengetahui faktor-faktor apa yang berpengaruh terhadap partisipasi masyarakat untuk memilah sampah rumah tangga, dan
3) Menghasilkan suatu model sistem pengelolaan sampah domestik yang dapat mengurangi beban sampah yang dikeluarkan dari wilayah tersebut.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1) Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat untuk memilah sampah rumah tangga adalah faktor Informasi dengan Kontak Langsung (Block Leaders), Dukungan untuk Komunitas, Informasi melalul Selebaran dan Sikap,
2) Dukungan untuk Komunitas dan Informasi dengan Kontak Langsung (Block Leaders) mempunyai pengaruh positif yang paling besar pada partisipasi masyarakat untuk memilah sampah rumah tangga.
Penelitian ini dilaksanakan di dua lokasi, yaitu RW 08 Banjarsari (grup perlakuan) dan RW 06 Pejaten (grup kontrol). Jumlah sampel ditentukan sebanyak 20% dari total populasi penelitian (210 KK). Penarikan sampel dilakukan dengan metode acak (random sampling). Pada penelitian ini total data yang dapat diolah lebih lanjut adalah data dari 84 responder, masing-masing 42 responden dari tiap kelompok penelitian. Teknik yang digunakan untuk memperoleh data adalah kuesioner dan wawancara.
Variabel yang diukur pada penelitian ini adalah variabel terikat (Y): partisipasi masyarakat untuk memilah sampah, dan variabel bebas (X), yaitu Keaktifan dalam Kegiatan Lokal (X1), Informasi dengan Kontak Langsung (Block Leaders, X2), Dukungan untuk Komunitas (X3), Informasi Melalui Media (X4), Insentif (X5), Sikap (X6) dan Jumlah Penghuni Rumah yang Tdak Bekerja (X7).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat dalam melakukan kegiatan pemilahan sampah rumah tangga mencapai 54,8%. Asosiasi terbesar atas partisipasi masyarakat untuk memilah sampah berasal dari variabel Block Leaders melalui indikator Ajakan untuk Memilah (C=0,508; p=0,000) diikuti oleh variabel Dukungan untuk Komunitas melalui indikator Keikutsertaan dalam Kegiatan UNESCO (C =0,495; p=0,000), variabel Insentif melalui indikator jenis bantuan dari UNESCO (C=0,524; p=0,000), dan variabel Sikap atas kurangnya Fasilitas Pengkomposan (C=0,428; p=0,027). C adalah besar kecilnya asosiasi antara variabel Y dan variabel X, sedangkan p adalah besarnya probabilitas. p yang diharapkan adalah 0,05. Jika p lebih kecil dari 0,05, maka variabel tersebut berpengaruh secara signifikan, sedangkan jika lebih kecil dari 0,01 dinyatakan berpengaruh secara sangat signifikan. Nilai yang lebih besar dari 0,05 dinyatakan tidak berpengaruh secara signifikan.
Penghitungan dengan menggunakan metode Logistik Linier menunjukkan bahwa variabel Tokoh Masyarakat dan Dukungan untuk Komunitas secara bersama mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam kegiatan pemilahan sampah rumah tangga sebesar 47-53%. Sisanya ditentukan oleh faktor-faktor lain.
Berdasarkan hasil temuan di atas dan hasil wawancara, sistem pengelolaan yang diajukan untuk skala perumahan umum (bukan kompleks perumahan) adalah pengelolaan mandiri dimana masyarakat mengelola sendiri sampahnya dengan melakukan proses pemilahan sejak dari rumah tangga dan pengkomposan sampah organik. Sampah yang dapat didaur ulang dapat diberikan atau dijual kepada pemulung. Sampah sisanya diserahkan penangannya kepada pemerintah daerah. Upaya peralihan terhadap sistem ini memerlukan peran tokoh masyarakat dalam mengajak anggota masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah dan dukungan terhadap komunitas berupa asistensi secara intensif, baik melalui kegiatan pendidikan (workshop), pemberian bantuan, maupun kegiatan pendampingan yang intensif. Pemerintah, kelompok Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan Universitas memiliki peran yang panting untuk memberikan dukungan terhadap komunitas yang diperlukan tersebut.
Daftar Kepustakaan : 44 (1970-2003)

Community Participation in Household Waste Segregation: A Case Study in Kampung Banjarsari, Kecamatan Cilandak Barat, Jakarta Selatan The raise of land price in cities leads to a high cost of waste management using a sanitary landfill method. Many countries has started to close its landfill areas and shifted to a better waste management. Most of them tried to use a participatory approach to encourage people to separate their waste and join a recycling program nearby.
Jakarta as a high-populated metropolis should start changing its waste management to one mentioned before. Jakarta generated a substantial amount of solid waste each year. This amount has been raised from 3.72 million ton in 1996 to a 4.17 million ton in 1999. 58% of this amount derived from the households. Most of the waste generated in Jakarta is organic waste (65%). Those why community participation programs towards households waste segregation and organic waste handling should be encouraged and intensified.
This study provided an analysis of solid waste management at one of its source, which is households' level. The study was to explain the following aims:
1) How high is the community participation of household waste segregation,
2) To find out the influencing factors of people's decision to participate in a household waste segregation activity, and
3) To produce a model of domestic waste segregation management that could be applied in other urban residential areas.
The research hypotheses are:
1) Community participation on household waste segregation is influenced by some factors; those are Direct Information (Block Leaders), Community Support, Information from Fliers, and Attitude.
2) Block Leaders and Community Support give a highest positive influence to community participation on households waste segregation.
A random sample of 42 respondents from 2 different locations were measured and interviewed. The locations were RW 08 Banjarsari (treatment group) and RW 06 Pejaten (control group). The population of the study was the households own the house at the locations. Households with rented house were excluded from the list. An amount of 20% of it population were taken as sample. Samples were chosen using purposive random sampling method.
Variables measured in this study are dependent variable (Y): participation level of household waste segregation, and independent variables (X), which are Participation in Local Activities (X1), Block Leaders/Information with Direct Contact (X2) Community Support (X3), Information from the Media (X4), Incentive (X5), Attitude (X6) and Number of House Inhabitant Who are not Working (X7).
The study found that community participation on households waste segregation reach as high as 54,8%. The result indicates that direct contact by block leaders gave the highest association that influenced the decision to participate in a waste segregation program. It measured by the following indicator: Persuasive invitation to separate the waste (R=0,508; p=0,000). The second best association was derived from Community Support measured by the indicator of Participation in UNESCO's activities (R=0,495; p=0,000) followed by Incentive variable measured by the indicator of UNESCO's support (R=0,524; p=0,000) and Attitude towards the tack of Composting Fasilities (R=0,428; p=0,027).
Based on the findings above, it's suggested that households? waste should be managed within the community using a segregation process from its source that is households. Recyclable waste should be sold or given to the scavengers. The remaining of the waste should be handled by the government agency. The effort needs the role of block leaders to influence people attitude to separate their waste. Community support is also needed to assist the community intensively. The government, NGO groups and university would play an important role of providing this assistance.
Number of Reference: 44 (1970-2003)

 File Digital: 1

Shelf
 T 11383-Partisipasi masyarakat.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T11383
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik :
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T11383 15-18-385228705 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 73975