Kopi merupakan komoditi yang cukup berperan sebagai penghasil devisa negara. Secara sosial ekonomi, kopi Indonesia menjadi tumpuan hidup bagi kurang lebih 7 juta jiwa petani perkebunan. Sebagian besar kopi Indonesia masih di ekspor dalam bentuk biji (green beans coffee), sedangkan produk hasil turunannya lebih banyak dipasarkan di dalam negeri. Dalam lima tahun waktu pengamatan data penelitian (1997-2001), ekspor kopi Indonesia mengalami penurunan dengan laju pertumbuhan - 4,7% per tahun. Sementara itu pertumbuhan produksi kopi Indonesia naik dengan laju pertumbuhan 4,14% per tahun. Secara umum dalam waktu yang lama penawaran kopi dunia meningkat dengan angka pertumbuhan sebesar 3,12% per tahun sedangkan permintaannya hanya tumbuh dengan 1,56% per tahun.Kopi sebagai komoditi internasional, dalam pemasarannya diwadahi oleh International Coffee Organization (ICO). Fungsi badan ini adalah sebagai penanggung jawab dalam penentuan standard harga kopi internasional, yang antara lain melalui instrumen retensi. Namun, dalam kurun waktu pengamatan data penelitian (1997-2001) harga kopi tidak stabil, berfluktuatif mengikuti dinamika permintaan dan penawarannya. Harga menjadi tidak terkendali karena terjadi inkonsistensi terhadap kesepakatan kebijakan dari beberapa anggota ICO yang menyebabkan kopi dunia mengalami kelebihan penawaran. Harga kemudian turun tidak terkendali hingga mencapai USS 1.013 per kg pads tahun 2001.Indonesia sebagai salah satu pengekspor kopi terbesar dunia, ikut terimbas dengan permasalahan ini. Krisis ekonomi yang kemudian terjadi, ikut mempengaruhi daya saing kopi Indonesia secara internasional, dimana dalam lima tahun waktu pengamatan data penelitian (1997-2001) ekspor kopi mengalami pertumbuhan negatif. Dapat dipastikan bahwa menurunnya nilai ekspor kopi Indonesia akan mempengaruhi perolehan devisa dari sektor pertanian, serta turunnya tingkat kesejahteraan sosial ekonomi petani perkebunan kopi secara keseluruhan.Terdorong oleh adanya permasalahan ini, penulis tertarik untuk meneliti tentang hal-hal yang berhubungan dengan masalah pengembangan ekspor kopi Indonesia. Faktor-faktor apa saja yang menjadi leverage factors dalam usaha pengembangan ekspor kopi ke depan.Adapun metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda system dynamics. Metoda ini merupakan simulasi komputer untuk membentuk model yang mendekati kondisi nyata. Pemodelan dalam system dynamics ini terlebih dahulu dipahami melalui tahapan system thinking, yakni melalui pemahaman hubungan sebab akibat antara variabel di dalam unsur pengembangan ekspor kopi.Sesuai dengan hasil penelitian, tersusun suatu struktur model causal loop diagram untuk model supply-demand kopi dunia dan sub model ekspor kopi Indonesia. Berdasarkan causal loop diagram ini kemudian dibuat stock flow diagram untuk melihat interaksi antar variabel dalam suatu sistem organisasi supply-demand kopi dunia dan sub sistem ekspor kopi Indonesia yang dinamis. Melalui pengujian validasi model dan uji sensitivitas diperoleh leverage factors untuk pengembangan ekspor kopi Indonesia, yaitu variabel yang amat sangat sensitif adalah ekspor produk turunan, kemudian sangat sensitif adalah kebijakan non retensi dan fraksi produksi, sedangkan yang sensitif adalah fraksi konsumsi, sementara fraksi kebijakan retensi dan distrosi suplly adalah kurang sensitif.Altematif strategi yang diambil untuk pemasaran ekspor kopi Indonesia ke depan adalah dengan melakukan diversifikasi produk dan pembukaan serta perluasan pasar diluar pasar retensi. Hal ini dinyatakan melalui alternatif strategi kebijakan fungsional dan alternatif strategi kebijakan struktural. Setiap strategi memiliki kegiatan pelaksanaannya, sedangkan urutan prioritas disesuaikan dengan tingkat sensitivitas dari setiap variabel. Penyelesaian suatu masalah dengan menggunakan tools system dynamics memang bukan mutlak sebagai satu-satu nya cara. Tetapi pendekatan system dynamics setidak-tidaknya memilih kemampuan dalam memetakan permasalahan ekspor kopi Indonesia secara lebih komprehensif. |