Program KB Nasional bertujuan ganda yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan Ibu dan Anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sentosa melalui pengendalian kelahiran. Dalam pelaksanaan program KB saat ini masih ditujukan pada kaum wanita, sedangkan pada pria masih terbatas pada alat-alat yang bersifat mekanik, seperti vasektom i dan kondoni.Rendahnya partisipasi pria dalam program KB disebabkan terbatasnya pilihan kontrasepsi pria. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mencari alat kontrasepsi pria. Dalarn usaha tersebut harus didasari atas beberapa hal penting yaitu bahwa kontrasepsi tersebut harus aman, efektif, mudah digunakan dan bersifat reversibel (Sutyarso & Moeloek 1995:241)Penggunaan jamu atau tumbuhan obat sebagai kontrasepsi (KB) telah lama dikenal masyarakat terutama di beberapa daerah di Indonesia. Dari beberapa pustaka tercatat 74 tanaman yang secara empiris digunakan masyarakat di beberapa daerah untuk kontrasepsi tradisional. Dari 74 jenis tanaman tersebut antara lain Avicenia officinale L., Momordica charanatia L., Polysciasguilfoylei (Winarno & Sundari 1977).Pada penelitian tahap pertama telah terbukti bahwa ekstrak daun puding dapat menurunkan konsentrasi spermatozoa tikus jantan. Penurunan tersebut sangat bermakna dari rata-rata tikus kontrol 166,77 juta/ml daripada tikus yang diberi ekstrak daun puding dengan dosis 168 mg/200g bb konsentrasi spermanya 20,2 juta/ml.Permasalahan yang belum terjawab dari penelitian terdahulu adalah masalah Libido setelah pemberian ekstrak daun puding dan efek samping dari pemberian ekstrak tersebut. Untuk menjawab hal tersebut penelitian akan dilanjutkan dengan menggunakan hewan percobaan kelinci.TUJUAN PENELITIANPenelitian ini bertujuan untuk:* Mengkaji efektifitas dosis yang optimal ekstrakdaun puding sebagai bahan antifertilitas* Mengkaji efek sampingnya terhadap berat badan dan libido* Mengkaji efeknya terhadap kualitas semen |