:: UI - Laporan Penelitian :: Kembali

UI - Laporan Penelitian :: Kembali

Suksesi dan Keresahan Sosial: Kasus Huru-Hara di Bandung, 1893

Mohammad Iskandar; (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994)

 Abstrak

ABSTRAK
Suksesi sebenarnya merupakan kejadian yang lumrah, tanpa dapat dicegah, sebab merupakan proses alami yang manusiawi. Namun untuk sebagian orang atau kelompok, tertentu, terutama yang berkepentingan dengan kedudukan, jabatan dan kekuasaan, seringkali suksesi dianggap sebagal suatu yang tidak lumrah. Apalagi jika mereka tidak kebagian kedudukan atau kekuasaan, maka segala upaya diusahakan agar suksesi itu tidak terjadi, jikalau proses itu merugikan mereka. Sebaliknya suksesi dianggap harus terjadi jika proses itu menguntungkannya. Karena ada usaha semacam itulah maka tidak jarang dalam proses suksesi itu disertai pula oleh munculnya keresahan sosial. Dan kejadian semacam itu tidak hanya terjadi dalam skala nasional, melainkan juga terjadi dalam tingkat lokal, sebagai contoh soal adalah peristiwa "huru-hara" di kota bandung pada tahun 1893.
Pada pertengahan 1893, bupati Bandung Raden Demang Koesoemadilaga meninggal dunia karena sakit, tanpa meninggalkan 'pewaris' untuk menggantikannya. Kekosongan ini telah memancing impian dan harapan pada beberapa priyayi Bandung untuk dapat mengisinya. Salah seorang yang berambisi untuk menggantikan kedudukan Koesoemadilaga adalah Raden Rangga Soemanagara yang pada waktu itu menjabat sebagai Patih Bandung. Untuk memenuhi ambisinya itu ia berusaha 'menyingkirkan' orang-orang yang dianggap akan menghalangi niatnya itu, antara lain dengan cara menyebar isu-isu negatif tentang tokoh-tokoh yang dianggap rivalnya itu. Di samping itu dia pun menyebar isu yang isinya seakan-akan masyarakat Bandung hanya mau mnerima bupati keturunan Bandung. Jelas isu yang terakhir ini lebih banyak ditujukan untuk mempengaruni opini para pejabat Belanda yang ikut menentukan diangkat-tidaknya seseorang menjadi bupati.
Meskipun menurut perhitungan Seomanagara dia pasti akan diangkat menjadi bupati Bandung, karena orang-orang yang dianggap saingannya mempunyai banyak cacat; namun apa yang kemudian terjadi justru berada di luar perhitungannya. Yang diangkat oleh pemerintah kolonial belanda sebagai bupati Bandung yang baru adalah orang dari luar kabupaten Bandung, yaitu Raden Arya Martanagara, keturunan Sumedang yang pada waktu itu menjabat sebagal patih di Mangunreja, Sukapura Kolot.
Soemanaga yang merasa kecewa kemudian mencoba menggagalkan usaha pelantikan martanagara sebagai bupati dengan cara melakukan sabotase, dan membuat kekacauan. Namun sekali lagi perhitungan Soemanagara meleset. Apa yang direncanakannya ternyata telah diketahui aleh Resien Priangan. Oleh karena itu usaha sabotase yang direncakannya itu mengalami kegagalan. Lalu ia beserta pengikutnya diajukan ke pengadilan dan dihukum buang, antara lain ke Kalimantan dan Sulawesi. Soemanagara sendiri yang dituduh sebagai biangkeladinya dibuang ke Manado.

 File Digital: 1

Shelf
 LP-Mohammad Iskandar-Suksesi dan Keresahan Sosial.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : LP-pdf
Entri utama-Nama orang :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
Program Studi :
Sumber Pengatalogan LibUI ind rda
Tipe Konten text
Tipe Media computer
Tipe Carrier online resource
Deskripsi Fisik v, 48 pages ; 28 cm
Lembaga Pemilik Universitas Indonesia
Lokasi Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
LP-pdf 09-19-400513930 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 76619