Studi penerimaan masyarakat terhadap penggunaan Garam Dec dan Penggunaan Obat Filarzan dalam upaya pemberantasan penyakit filaria di Kabupaten Muara Jambi Propinsi Jambi
Mustafa Kamal;
Adi Sasongko, supervisor
(Universitas Indonesia, 2003)
|
Filariasis masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, utamanya di negara-negara South-East Asia Region (India, Bangladesh, Indonesia, Maldives, Myanmar, Thailand, Nepal, Srilanka). Diperkirakan sekitar 600 juta penduduk di negara-negara ini bertempat tinggal di daerah endemik filariasis. Meskipun tidak menyebabkan kematian secara langsung, tetapi pada penderita khronis akan menurunkan kualitas sumber daya manusia dan produktivitas serta akan menjadi beban keluarga pada penderita elephantiasis. Di Indonesia penyakit filaria tersebar hampir di semua propinsi, dengan prakiraan sekitar 3% dari penduduk telah terinfeksi. Kabupaten Muara Jambi merupakan kabupaten di Propinsi Jambi yang paling banyak memiliki desa endemis tinggi filaria, dan sekitar 18,7% penduduk di kabupaten ini bertempat tinggal di daerah beresiko untuk terinfeksi filariasis.Upaya penanggulangan yang dilaksanakan selama ini difokuskan pada pencegahan penularan dan pengobatan penderita dengan kegiatan pemberian garam DEC (Diethyl Carbamizad Citrat) atau pemberian obat filarzan secara massal pada seluruh penduduk di desa endemis untuk periode satu tahun. Kegiatan pengobatan massal bagi penduduk di desa endemik tidak selalu menunjukkan basil yang memuaskan, tetapi dengan kegiatan pemberian garam DEC yang dikonsumsi penduduk selama satu tahun di dua desa percontohan dalam Kabupaten Muara Jambi telah herhasil Menurunkan angka kesakitan menjadi nol persen. Faktor penerimaan masyarakat merupakan faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan kedua kegiatan di atas.Penelitian ini bertujuan untuk rnengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan masyarakat terhadap penggunaan garam DEC dibandingkan dengan penggunaan obat filarzan dalam upaya pemberantasan penyakit Maria di Kabupaten Muara Jambi Propinsi Jambi. Rancangan penelitian adalah Cross Sectional dengan populasi rumah tangga yang dipilih secara acak sejumlah 200 responden, yaitu 100 responden untuk kelompok pengguna garam DEC dan 100 responden untuk kelompok pengguna obat filarzan. Lokasi penelitian dipilih secara purposive, yaitu desa-desa yang telah melaksanakan kegiatan pengguna garam DEC atau pengguna obat filarzan. Desa Pematang Raman dan Desa Kemungking Dalam merupakan 2 desa percontohan pelaksanaan kegiatan penggunaan garam DEC sekaligus merupakan lokasi survey, dan Desa kemingking Luar, Pulau Mentaro, Muara Kumpeh, Arang-arang merupakan desa lokasi survey pengguna obat filarzan. Responden diwawancarai langsung ke rumah, selain itu dilakukan wawancara mendalam kepada kader desa terpilih di desa sasaran penelitian. Data yang terkumpul diolah secara univariat, bivariat dengan uji chi square dan multivariat statistik regresi logistik ganda model prediksi.Hasil penelitian menunjukkan 73% masyarakat pengguna garam DEC menerima program tersebut dengan baik, sedang pada masyarakat pengguan obat filarzan hanya 51% yang menerima program dengan baik. Analisis bivariat berdasarkan hasil uji chi square pada kelompook pengguna garam DEC menunjukkan dari 8 variabel independen, ternyata hanya 5 variabel yang mempunyai hubungan bermakna dengan penerimaan masyarakat, yaitu variabel pengetahuan (p value = 0,017), ketersediaan sarana dan bahan (p value = 0,005), kemudahan pelaksanaan kegiatan (p value = 0,005), keterpaparan penyuluhan (p value = 0,010), aktivitas dan supervisi petugas (p value = 0,017). Analisis Multivariat berdasarkan hasil uji statistik regresi logistik ganda menunjukkan variabel aktivitas dan supervisi petugas kesehatan merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap penerimaan masyarakat pengguna garam DEC (Odds Ratio = 6,529), sedang pada masyarakat pengguna obat filarzan. variabel yang paling berpengaruh adalah variabel keterpaparan penyuluhan (Odds Ratio = 3,490).Penulis menvarankan agar pemberantasan filaria melalui metode penggunaan garam DEC lebih menjadi pilihan utama dibanding metode pengguna obat filarzan-Dalam replikasi metode penggunaan garam DEC perlu difokuskan pada kegiatan-kegiatan aktivitas dan supervisi petugas kesehatan yang dilaksanakan adalah berupa kegiatan penyiapan masyarakat, sosialisasi program, pelatihan kader serta penyuluhan kelompok/masal, sehingga operasional kegiatan di desa replikasi dapat memperoleh hasil yangoptimal. Study on Public Acceptance of The Use of Dec Salt And Filarzan To Eliminate Filaria In Jambi Province Kabupaten Muara Jambi Filariasis has been a problem to public health, specially in the South East Region countries (India, Bangladesh, Indonesia, Maldives, Myanmar, Thailand, Nepal, Srilanka). Six Hundred million people ini these countries were estimated to be living in the filiarisis endemic habitat. Although it doesn't cause death directly, it will downgrade the human resources and productivities for the chronic ones and elephantiasis patient will certainly be a burden for their family. Filaria has spread in almost every provinces in Indonesia, approximately 3% of Indonesian have been infected. Muara Jambi in Jambi province has the most filarial endemic villages, and 18,7% of them live in the high risk filariasis infected region.Current effort to overcome this disease is focused on the infection-prevention and curing the infected with DEC (Diethyl Carbamizad Citrat) salt or filarzan drug massively to the endemic region people in every year. This massive drugs-giving didn't always come in a satisfying result, but apparently DEC salt consumed by the people for a year in 2 experiment villages in Muara Jambi has lowered the number of the infected till zero percent. The acceptance from the people of it, is the most affecting factor on the succeed of the two activities aboveThis research is conducted to find out the factors that was connected with the public acceptance on the use of DEC salt compares to tilarzan on the efforts to eliminate filaria in Muara Jambi of Jambi province. The method used in this research is the cross sectional of 200 randomly respondents of the population involved, which 100 DEC salt consumers and 100 Filarzan users. The location was chosen purposively, was the villages which has conducted the DEC salt and filarzan activities. Those villages are Desa Pematang Raman and Desa Kemingking Luar as the DEC salt consuming and Desa Kemingking Luar, Pulau Mentaro, Muara Kumpeh, Arang-arang for the filarzan drug Aside of live interviews with the correspondents at their home the researcher also made a deeper type of interviews with the selected village government officers. The collected data would then be processed univariately and bivariately using the chi square test and multivariately using double logistics regression statistics by prediction models.The results of the research shows 73% of the DEC salt consumers accepted the program well, while only 51% of the filarzan users did. The bivariat analysis using the chi square test on the DEC salt consumers results 4 variables that had significant connection to the public acceptance. These variables are knowledge (p value = 0,00), the availability of drugs and related miscellaneous (p value = 0.005), information socialization (0.000), Officers activities and superui.sion.c (0.000).Meanwhile, for the filarzan users analysis that has 8 independent variables, turned out to result in 5 significant public acceptance related variables. They are knowledge (p value = 0.017), the availability of drugs and related miscellaneous (p value = 0.005), the ease of activities implementation (p value = 0.005), the ease of implementing the activities (p value = 0,005), information socialization (p value = 0.010), officers activities and supervisions (p value = 0.017). Multivariate analysis based on the double logistics regression statistics test results shows that health officers activities and supervisions plays a major role influencing the public acceptance to use DEC salt (Odds Ratio = 6.529), while the filarzan users analysis shows the socialization of information to be the most affecting variable (Odds Ratio = 3,490).The writer suggests to use the DEC salt better than filarzan drug in order to eliminate filarial. In the use of DEC salt method replication needs to focus on the health officer activities and supervisions, the availability of drugs and related miscellaneous items and socialization of information, Health officers activities and supervisions includes preparation, socialization and training, so that the optimum results can be achieved. |
T 12651-Studi penerimaan-Literatur.pdf :: Unduh
T 12651-Studi penerimaan-HA.pdf :: Unduh
T 12651-Studi penerimaan-Lampiran.pdf :: Unduh
T 12651-Studi penerimaan-Pendahuluan.pdf :: Unduh
T 12651-Studi penerimaan-Abstrak.pdf :: Unduh
T 12651-Studi penerimaan-Bibliografi.pdf :: Unduh
T 12651-Studi penerimaan-Metodologi.pdf :: Unduh
T 12651-Studi penerimaan-Analisis.pdf :: Unduh
T 12651-Studi penerimaan-Kesimpulan.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | T12651 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Universitas Indonesia, 2003 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | |
Tipe Konten : | |
Tipe Media : | |
Tipe Carrier : | |
Deskripsi Fisik : | xix, 155 hlm., ill., 29 cm. |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T12651 | 15-19-092903860 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 76752 |