:: UI - Laporan Penelitian :: Kembali

UI - Laporan Penelitian :: Kembali

Terakota dari Situs Trowulan sebagai wujud pemanfaatan sumber daya alam

Pojoh, Ingrid Harriet Eileen; Heriyanti Untoro Dradjat; Wiwin Djuwita Sudjana Ramelan (Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1995)

 Abstrak

ABSTRAK
Trowulan sebagai situs arkeologi yang hampir dapat dipastikan sebagai bekas ibukota kerajaan Majapahit, memiliki peninggalan kebudayaan yang tak terhingga. Peninggalan kebudayaan itu antara lain karya-karya sastra, prasasti-prasasti, serta bangunan-bangunan sakral dan profan. Kesemuanya itu merupakan objek penelitian dari para ahli arkeologi dan sejarah yang telah dituangkannya dalam berbagai topik penelitian mereka. Meskipun demikian masih banyak diperlukan penelitian untuk melengkapi informasi mengenai kejayaan Kerajaan Majapahit di masa lampau.
Penelitian ini berkaitan dengan salah satu tinggalan kebudayaan yaitu terakota. Terakota merupakan artefak yang mungkin paling banyak ditemukan di situs Trowulan. Hal ini amat beralasan karena terakota dengan keanekaragamannya merupakan salah satu jenis benda yang digunakan untuk berbagai kebutuhan hidup masyarakat Trowulan. Kepopuleran terakota itu telah pula banyak mengundang para ahli arkeologi melakukan penelitiannya. Penelitian ini merupakan salah satu penelitian untuk melengkapinya yaitu membahas terakota sebagai wujud pemanfaatan sumber daya alam.
Kelangkaan data arkeologi atau sifatnya yang terbatas merupakan hambatan bagi tersusunnya rekonstruksi sejarah kebudayaan dan atau rekonstruksi cara-cara hidup dan atau proses kebudayaan di satu wilayah.
Demikian pula yang terdapat di situs Trowulan. Apalagi salah satu upaya pembangunan di daerah ini yaitu meningkatkan pembuatan bata yang bahan dasarnya banyak diperoleh dari situs-situs arkeologi makin lama makin menghabiskan data arkeologi. Dua kepentingan yang sama nilainya bagi pembangunan ini terus berpacu. Untuk itu, tujuan penelitian ini antara lain untuk menyelamatkan tinggalan arkeologi yang masih tersisa sehingga dapat diinterpretasi dan hasilnya akan menjadi pengetahuan bagi penyusunan ketiga tujuan arkeologi di atas. Bagi ilmu arkeologi penelitian ini amat bermanfaat untuk mengembangkan perspektif penelitiannya.
Sumber data primer penelitian ini diperoleh dan ekskavasi arkeologi yang dilakukan pada tahun 1989, 1990, 1991, dan 1993 (Januari). Keempat ekskavasi itu diselenggarakan oleh para peneliti Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Penelitian ini secara khusus dimulai dengan menganalisis temuan hasil ekskavasi. Analisis yang dilakukan adalah analisis spesifik, yaitu dilakukan terhadap bendanya. Dari analisis ini diperoleh data mengenai jenis jenis terakota, bahan, teknik buat, teknik bias, dan jejak pakai. Setelah melalui analisis spesifik dilakukan analisis kontekstual, yaitu mencari hubungan dengan ruang dan temuan di sekelilingnya sehingga dapat dijelaskan fungsi terakota tersebut. Sebagai data banding diamati terakota koleksi Museum Trowulan sedangkan untuk memberikan gambaran umum tentang pemanfaatan sumber daya alam yang pernah terjadi di Trowulan atau "Majapahit" diteliti pula laporan-laporan penelitian yang membahas berita-berita sejarah tentang Majapahit. Keseluruhan data ini terangkum dalam kesimpulan yang diambil.
Dari hasil penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan yaitu (a) terakota merupakan salah satu jenis benda yang paling banyak digunakan untuk berbagai keperluan oleh masyarakat Trowulan; (b) terdapat 31 jenis artefak terakota yang terdiri dari wadah dan bukan wadah (c) terakota mempunyai fungsi sebagai wadah untuk menyimpan, makan minum memasak, menampung, menanam, melebur, dan menakar yang wujudnya amat beragam; (d) sedangkan yang bukan wadah berfungsi sebagai unsur bangunan, sarana pengadaan air, perlengkapan masak-memasak, perlengkapan makan minum, alat bermain, penghias (pajangan), dan pelengkap upacara; (e) artefak terakota wadah dibuat dengan 4 teknologi pembuatan yaitu, teknik pembentukan langsung, teknik pembentukan coda putar lambat, teknik pembentukan gabungan, dan teknik pembentukan tatap landas sedangkan artefak bukan wadah dibuat dengan (1) teknik pembentukan langsung dan (2) teknik pembentukan dengan cetakan; (f) pemanfaatan sumber daya tanah liat di Trowulan telah dilakukan sangat tinggi yang diwujudkan dalam barang-barang terakota yang beraneka ragam bentuk dan fungsinya; dan (g) pemanfaatan sumber daya tanah liat telah berlangsung sampai sekarang dengan bata dan genteng sebagai wujud utamanya sedangkan jenis lainnya tidak berkembang lagi.
Mengingat semakin banyaknya tempat-tempat pembuatan bata, yang dengan cepatnya akan merusak situs arkeologi sehingga sejarah Indonesia khususnya yang berkaitan dengan kerajaan Majapahit akan kehilangan data utamanya, diperlukan penelitian lanjutan yang berkesinambungan (multi years). Penelitian semacam ini amat bermanfaat pula bagi pengembangan ilmu arkeologi.

 File Digital: 1

Shelf
 LP-Inggrid Harriet Eileen Pojoh-Terakota dari.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : LP-pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 1995
Program Studi :
Sumber Pengatalogan LibUI ind rda
Tipe Konten text
Tipe Media computer
Tipe Carrier online resource
Deskripsi Fisik x, 118 pages : illustration ; 28 cm + appendix
Lembaga Pemilik Universitas Indonesia
Lokasi Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
LP-pdf 09-19-090332052 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 77259