Penanganan sampah padat yang dilakukan pemerintah hanya melayani sekitar 40% dari total penduduk Indonesia. Kurang memadainya penanganan sampah padat di Indonesia karena masih bersifat konvensional dan adanya kendala pendanaan.Penelitian yang dilakukan di kota Tanjungpinang ini bertujuan untuk mencari model pengelolaan sampah padat yang berbasiskan kesehatan masyarakat dan estimasi pembiayaannya dalam kurun waktu 2005-2030. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dan informan yang dipilih sebesar 35 orang terdiri dari 5 orang level manajer, 10 orang tokoh masyarakat dan 20 orang petugas pelaksana di lapangan. Informan dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling dan dipilih berdasarkan azas kecukupan serta data dikumpulkan dengan menganalisis data sekunder dan wawancara mendalam.Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber timbulan sampah yang ada di Kota Tanjungpinang 75,2% berasal dari pemukiman penduduk dan 79,49% didominasi oleh sampah organik. Adapun volume sampah yang dikelola baru mencapai 65% dari total timbulan sampah pads tahun 2003. Tahap penampungan dan pengangkutan dilakukan secara langsung sebesar 30% (door to door) oleh dump truck dan sistem pelayanan langsung (alloy service dan scrub service) sebesar 70%. Sistem pembuangan sampah akhir di Kota Tanjungpinang sampai saat ini masih menggunakan cara open dumping, dengan lokasi pembuangan yang relatif dekat dengan pemukiman rumah penduduk. Untuk memulai perencanaan jangka panjang pertama kali harus dipikirkan kapan kegiatan/proyek dilaksanakan secara keseluruhan (100%).Beberapa hal penting yang perlu dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tanjungpinang adalah sistem pembuangan sampah yang dilakukan saat sekarang ini dengan cara open dumping sudah tidak layak lagi dipertahankan, ditinjau dari segi keamanan dan kesehatan masyarakat, oleh karena itu pemerintah daerah sebaiknya segera melakukan tindakan untuk menggantikan cara pembuangan sampah dan atau memindahkannya secara lebih aman terhadap kesehatan masyarakat dan bahaya dari pencemaran lingkungan.Dari analisa pembiayaan yang menggunakan model pengelolaan sampah sanitary landfill akan mendapatkan keuntungan pada tahun ke 17 dari rencana proyek apabila dengan penarikan restribusi sebesar Rp 7500,- ; dengan penarikan restribusi sebesar Rp 10000,- akan mendapatkan keuntungan pada tahun ke 14 dari rencana proyek ; apabila dengan penarikan restribusi sebesar Rp 12500,- akan mendapatkan keuntungan pada tahun ke 13 dari rencana proyek dan apabila dengan penarikan restribusi sebesar Rp 15000 ,- akan mendapatkan keuntungan pada tahun ke 12 dari rencana proyek.Beberapa alternatif dapat diketengahkan untuk mengatasi masalah-masalah pengelolaan pembuangan sampah akhir tersebut, yaitu dengan merobah cara pembuangan. Dengan sistem sanitary landfill dicari lokasi pembuangan akhir yang cukup jauh dari pemukiman dan kemungkinan terjadinya pencemaran lingkungan untuk masa mendatang.Daftar bacaan : 84 (1976 - 2003 ) Waste Management Model Based on Health Community And Financial Estimation For The Year 2005 - 2030 at TanjungpinangSolid waste handling which is implemented by government serves only 40% from the total of Indonesian population. Solid waste handling in Indonesian is not sufficient because of the confentional way and also financial handicap.The objective of this study is to find out solid waste management model based on health community and financial estimation in the period of 2005 - 2030 at Tanjungpinang. This study uses qualitative method and the informans are 35 persons consists of 5 managers, 10 community leaders, and 20 field officials. The Informans are choosen by purposive sampling technique and adequacy. The data collected by secondary data analysis and depth interview.Results of this study show that source of waste invulnerable at Tanjungpinang is come from community settlement 75,2% and 79,49% are dominated by organic waste. Waste volume that has been managed is only 264 m3 per day or 65% from the total of waste invulnerable in 2003. At the phase of collecting and carrying it is conducted directly (door to door) by dump truck in the amount of 30% and direct service system (alloy service and scrub service) in the amount 70%. Up this moment the last waste disposal system at Tanjungpinang has still using open dumping way, and relatively, the disposal location is close enough with community settlement. Firstly, to begin the long term planning it has to think when the activity/project will be implemented thoroughly (100%).One of the important things that need to be done by Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Tanjungpinang is not using open dumping way in waste disposal system because it is not proper enough, considering security and healt community aspects. Therefore, district government is better do an action to replace the former the V district by way of waste disposal and or move them in more safe way that useful for health community and to keep people away from the danger of environment pollution.From the estimation analysis that is using waste management model sanitary landfill, it will be profit in the 17th year of the project planning if the retribution collection is Rp. 7500,00. By retribution collection of Rp. 10000,00 collection it will be profit in the 14th year of the project planning. If the retribution collection is Rp. 12500,00 it will be profit in the 13th year of the project planning and if the retribution collection is Rp. 15000,00 it will be profit in the 12`h year of the project planning.Many alternatives could be offered to overcome problems of the last waste disposal management which is by changing the way of disposal. In the implementation of sanitary system, the finding of the last disposal location must be far enough from settlement so that it could avoid the possibility of environment pollution for the future. |