:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Makna kawin muda dan perceraian upaya memahami masalah dari perspektif penyandang masalah: studi di Kecamatan Kandanghaur Kabupaten DT II Indramayu

Pepen Nazaruddin; Fentiny Nugroho, supervisor; Paulus Wirutomo, examiner; Bambang Shergi Laksmono, examiner (Universitas Indonesia, 1998)

 Abstrak

Perkawinan dan perceraian di usia muda dipandang sebagai suatu masalah sosial yang perlu dihindari oleh pemuda. Fenomena kehidupan modern lebih mengharapkan pemuda untuk menekuni dunia pendidikan dan menekuni kegiatan lain yang bertujuan untuk pengembangan masa remaja. Kawin muda dan perceraian yang dilakukan oleh pemuda dianggap sebagai suatu hal yang janggal dan perlu dihindari karena akan menimbulkan berbagai macam akibat seperti munculnya masalah sosial keluarga retak, anak terlantar, anak nakal, wanita rawan sosial dan berlajutnya kemiskinan. Dengan melihat dampak negatif kawin muda dan perceraian dimaksud maka wajar saja bila perkawinan usia muda dan perceraian dipandang sebagai masalah sosial. Akan tetapi peristiwa ini selalu terjadi di Indramayu, bahkan Indramayu diidentikan dengan daerah kawin cerai dengan segala eksesnya seperti dikenalnya Indramayu sebagai daerah pemasok pekerja seksual Untuk mengetahui sampai sejauh mana peristiwa kawin muda dan perceraian terjadi di Indramayu serta mengapa daerah Indramayu kerapkali diidentikkan dengan daerah kawin cerai, serta untuk mengetahui apakah perkawinan usia muda dan perceraian menurut masyarakat Indramayu adalah merupakan masalah sosial atau bukan masalah, terlebih dahulu perlu diketahui secara lebih mendalam sikap penduduk Indramayu terhadap peristiwa kawin muda dan perceraian. Untuk itu perlu dipahami penafsiran penduduk terhadap makna kawin muda dan perceraian berdasarkan perspektif/pandangan mereka sendiri. Upaya untuk memahami makna kawin muda dan perceraian dari sudut pandang mereka itu dilakukan dengan serangkaian kegiatan penelitian deskriptif.
Penelitian ini lebih ditekankan pada upaya pemahaman makna dengan menggunakan beberapa konsep dari teori Interaksi Simbolis. Penggunaan konsep-konsep dari teori Interaksionsime Simbolik dianggap sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui makna kawin muda dan perceraian karena pada dasarnya teori Interaksionisme Simbolis mengandung beberapa konsep seperti konsep sudut pandang (point of view), konsep interpretasi/penafsiran makna dan simbol (meaning and symbols), konsep saling memahami makna (interaksi simbolis) dan konsep lainnya. Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukan bahwa masalah sosial kawin muda dan perceraian ditafsirkan oleh informan sebagai suatu masalah sosial yang perlu dihindari. Akan tetapi terdapat informan yang menafsirkan makna kawin dan bercerai di usia muda sebagai suatu solusi/alternatif pemecahan masalah. Konsekuensinya di antara mereka ada yang melaksanakan perkawinan dan perceraian di usia muda. Walaupun demikian perkawinan usia muda dan perceraian itu sendiri bukanlah kebiasaan atau bahkan budaya mereka karena peristiwa itu hanyalah hasil kompromi anggauta masyarakat yang menjadi informan dengan masalah yang dihadapi pada saat itu. Oleh karena itu makna kawin muda dan perceraian itu sendiri terus menerus disempurnakan. sesuai dengan dinamika kemampuan berpikir mereka.

 File Digital: 1

Shelf
 T4945-Pepen Nazaruddin.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Universitas Indonesia, 1998
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : xii, 122 pages : illustration ; 29 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T-Pdf 15-18-330471170 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 78585