ABSTRAK Seiring dengan berkembang pesatnya pertelevisian Indonesia, penelitian tentang televisi cenderung meningkat pula- Namun penelitian yang obyeknya bukan "output" siaran, amatlah langka bukan hanya di Indonesia tapi juga dalam perkembangan studi komunikasi secara global. Peneliti telah melakukan studi terhadap Manajemen Kebijaksanaan Siaran TVRI Stasiun Pusat Jakarta (1990, UI, skripsi S-1), dan kini ingin melanjutkannya di tingkat S-2 dalam konteks pertelevisian Indonesia yang sudah bukan tunggal atau monopoli TVRI lagi. Studi ini berada pada genre "Interaksionisme Simbolik" dengan aliran `The Chicago School". Aliran ini menghindari pendekatan kuantitatif dan "scientific", namun menekankan pada kesejarahan, autobiografi, studi kasus, catatan-catatan, surat-Surat, wawancara tidak langsung, serta observasi terlibat. Penelitian ini bergerak dari interaksi Teori Komunikasi dan Teori Organisasi, bahwa komunikasilah yang menciptakan struktur sosial, sehingga memasuki Teori Sistem dan Jaringan-nya yang luas. Dalam sistem (dengan analisis tatanan Weber, Garth dan Mills) terdapat tatanan ekonomi, politik, sosial, ideologi, dan budaya. Sedang anggota sistem yang abstraksinya lebih rendah dikaji dari analisis Kesejarahan llmu Media Massa. Interaksi dalam sistem berorientasi pada makna, sehingga antara anggola bisa lahir Teen Konvergensi dan Disvergensi. Temuan penelitian yang perlama adalah pelaku-pelaku Budaya Pertelevisian Indonesia, yakni: Pemerintah (bersama Politisi), Praktisi Media (termasuk di dalamnya: Pengelola Stasiun TV, Rumah Produksi dan Periklanan), Peneliti (bersama Pemerhati), dan Pemirsa Sedangkan puncak penemuan adalah Model Budaya Pertelevisian Indonesia, yang sekaligus merupakan kritik terhadap Model Organisasi Industri Televisi diony'n Owen di& 1974 dan direvisi Agee dkk. 1991, serta Model McQuail, 1987. Model ini lebih fleksibel, terbuka untuk pergerakan, dan kemungkinan "overlapping" posisi dan sikap. sebagai dari Konvergensi dan Disvergensi. Sebagaimana lazimnya aliran "Chicago School", penelitian ini memang mengarah pada studi makro, namun peneliti memperlengkapinya dengan pemeriksaan praktek model berupa sebuah studi kasus, yakni: Kasus Program "Perspektif" di SCTV, serta berbagai catatan terhadap fenomena lain yang merupakan ciri khasnya aliran "Chicago". Intinya tetaplah sebagai contoh terhadap: bagaimana "membaca" Budaya Pertelevisian Indonesia tersebut. Temuan yang penting di dalam Budaya Pertelevisian Indonesia dan Modelnya adalah demikian kuatnya pertimbangan ekonomi politik dalam Budaya Pertelevisian Indonesia, yang seharusnya diimbangi dengan pertimbangan lainnya, terutama pertimbangan meningkatkan ketahanan komunikasi dengan dukungan ahli-ahli komunikasi dan bidang lain yang terkait serta berkompeten. Implikasi yang penting digarisbawahi dari penelitian ini antara lain perlunya segera dibentuk Badan Penyiaran Indonesia yang terpadu dan memegang otoritas tertinggi dalam bidang penyiaran. Badan inilah yang merencanakan, menganalisis dan membuat kebijakan serta keputusan mengenai pertelevisian Indonesia, dengan anggotanya yang terdiri dari berbagai departernen dan instansi serta pakar dari banyak bidang terkait. |