Etika Minangkabau: suatu analisis filosofis tentang pandangan hidup Minangkabau
Suparman Khan;
Toety Heraty Noerhadi Rooseno, 1933-, supervisor
(Universitas Indonesia, 1996)
|
Tesis ini mengungkap "fakta-fakta-moral" yang berlaku dalam kehidupan kongkret orang Minangkabau yang bersumber kepada adat. Dalam penelitian ini, pencarian norma-norma kehidupan masyarakat Minangkabau bertolak dari fakta-fakta moral yang dapat ditemukan dalam pepatah-petitih (peribahasa) Minangkabau yang diperkuat oleh Tambo Minangkabau dan beberapa buku tentang adat dan kebudayaan Minangkabau.Pada tahap formal filosofis, dilakukan penelitian awal untuk menemukan prinsip-prinsip hidup Minangkabau. Penelitian tahap awal ini, mengelompokkan pepatah-petitih dalam kategori dan sifat berdasarkan fakta objektif yang terkandung di dalamnya. Kategori meliputi sifat dan ciri manusia, hubungan kekeluargaan, kehidupan bernagari, bidang pekerjaan dan pencarian nafkah dan bidang kehidupan religius. Sedangkan sifat merupakan ungkapan-ungkapan pepatah-petitih yang bercirikan- deskriptif, evaluatif, persuasif dari performatif.Dalam bahasa berciri evaluatif ditemukan dua pokok nilai etis sosial sebagai prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam semua interaksi kehidupan kongkret orang Minangkabau, yaitu: prinsip musyawarah dan prinsip keadilan. Kedua prinsip ini dalam pelaksanaannya dilandasi oleh rasa Jo pareso dan keutamaan "buds".Dalam bahasa berciri persuasif ditemukan lima keutamaan perilaku manusia yang dapat dipandang sebagai keutamaan "buds" atau moral, yaitu: sikap mawas diri, tanggung jawab, kejujuran, tenggangrasa dan kerendahan hati. Lima keutamaan ini mempunyai nilai kontribusi dalam pokok-pokok pandangan moral Minangkabau.Bertitik tolak dari temuan inilah dilakukan suatu pendekatan etika normatif. Falsafah alam Minangkabau berisi ajaran-ajaran moral tentang bagaimana seseorang harus menempatkan diri dalam segala perilaku dan tindakan yang ditentukan oleh peraturan-peraturan yang berlaku dalam masyarakat. Dalam hal ini, adat juga memberikan kebebasan normatif yang harus dipertanggungjawabkan setiap pribadi Minangkabau.Dalam menjaga keutuhan masyarakat, seorang anak Minangkabau selalu dibatinkan untuk selalu menyelaraskan antara kepentingan pribadi dan kepentingan masyarakat. Berlakulah harmoni (selaras) dengan diri sendiri, dengan orang lain, dengan alam nyata dan alam gaib seperti yang diajarkan falsafah alam terkembang jadi guru. Oleh sebab itu, suara hati setiap pribadi dihimbau untuk selalu menjaga keselarasan sosial, mematuhi norma-norma masyarakat dalam mencapai hidup yang "berhasil" menurut pandangan hidup Minangkabau. |
T3674-Suparman Khan.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | T-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Universitas Indonesia, 1996 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | ix, 281 pages : illustration ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T-Pdf | 15-18-878945604 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 80368 |