Hubungan antara keadaan endemik Gondok dan kemiskinan dengan rata-rata TBABS di Jawa Tengah tahun 1988 dan 1994
Itje Aisah Ranida;
H. Engkus Kusdinar Achmad, supervisor
(Universitas Indonesia, 1995)
|
ABSTRAKTitik berat pembangunan dalam Pembangunan Jangka Panjang Tahap ke-II (PJP II) ini adalah ekonomi disertai dengan penbangunan sunberdaya manusia. Sejalan dengan hal itu, para pakar dalan bidang gizi dan kesehatan telah mencetuskan tinggi badan potensial sebagai indikator nyata yang digunakan untuk ukuran fisik manusia. Indikator ini diharapkan dapat menberikan indikasi terhadap upaya yang telah dilakukan.Tinggi badan yang dicapai anak pada umur masuk sekolah dasar dapat memberikan gambaran tentang gangguan pertunbuhan yang diderita pada umur-umur sebelumnya, selain itu dapat nenunjukkan gambaran pertumbuhan anak sebagai gambaran taraf kesehatan dan gizi penduduk di wilayah yang bersangkutan.Propinsi Jawa Tengah merupakan salah satu daerah yang mempunyai prevalensi tinggi pada penyakit gangguan pertumbuhan (dalan hal ini penyakit gondok), juga daerah yang telah lebih dahulu (1988) melakukan pengukuran Tinggi Badan terhadap Anak Baru Masuk Sekolah oleh para peneliti dari Puslitbang Gizi Bogor, yang kemudian tahun 1994 Direktorat Bina Gizi Masyarakat melakukannya di seluruh Indonesia.Jenis penelitian ini adalah panel studi yang bertujuan ingin melihat/mempelajari hubungan antara daerah yang mempunyai kondisi endenik gondok di desa miskin dan tidak miskin dengan rata-rata tinggi badan anak baru masuk sekolah.Hasil penelitian nenunjukkan bahwa selain variabel gondok ternyata variabel miskin (dalan hal ini status sosek) lebih mempunyai hubungan yang secara statistik cukup bermakna terhadap rata-rata tinggi badan. Hal ini terbukti dari hasil tenuan yang mengatakan bahwa, perubahan rata-rata TBABS tahun 1988 dan 1994 untuk anak kelompok umur 7 dan 8 tahun di desa tidak gondok tidak miskin lebih tinggi dari perubahan rata-rata desa gondok lainnya dengan kisaran 0.3 - 1.6 cm pada 95% CI dengan p = 0.016.Pada penelitian ini dapat disimpulkan adanya variable-variabel (gondok, miskin) yang berhubungan terhadap rata-rata tinggi badan dapat menyebabkan terjadinya gangguan pertumbuhan, yang akhirnya dapat digunakan sebagai alat perbandingan antar daerah pada waktu yang sama atau membandingkan keadaan daerah yang sama antar waktu yang berbeda. Diharapkan hasil penelitian ini dapat sedikit dijadikan bahan pertimbangan dalam peningkatan program kesehatan yaitu pada penentuan lokasi-lokasi sasaran, satu diantaranya adalah faktor rendahnya tingkat sosial ekonomi dan tingkat endemisitas. ABSTRACTThe focus of The Long Term Development II is economic and human resource development. The result of the latter can be identified, among other things, by measuring children's potential height as a real indicator of physical measurement of human body.The height of children entering elementary school gives a powerful indicator to depict growth retardation or forlir in the past. It globally explain health and nutritional status in the population the children residing.Central Java is one of province with a high prevalence of goitre. Height measurement for children entering elementary school has been conducted by Nutrition Center for Research and Development Bogor in the province in 1988. The measurement has been expanded and conducted to all provinces in Indonesia.This study is aimed to learn relationship between goitre endemicity with certain poverty level in villages and average height of children entering elementary school taking two cross-sectional ones, 1988 and 1994, the study attempts to see the height differences and changes with and between these years.The results of the study shows poverty variable is more potent then goitre to give statistically significant relationship between the independent variables and the average height. Difference of average height of children entering elementary school for 7 and 8 aged groups in villages with No-goitre endemic and not poor in the years of 1988, 1994 is bigger than other combination of villages. The range is 0.3 - 1.6 cm with 95% CI, p = 0.016Through this finding it is conducted that alleviating both goitre endemic and poverty will give the best achievement of potential average height. |
T6422-Itje Aisah Ranida.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | T-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Universitas Indonesia, 1995 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resources |
Deskripsi Fisik : | viii, 88 pages : illustration ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T-Pdf | 15-18-010034186 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 80704 |