ABSTRAKRumah sakit Panti Waluyo Solo, merupakan salah satu Unit Kerja dari Yayasan Kristen Untuk Kesehatan Umum (Yakkum) cabang Solo. Yakkum mempunyai Misi melayani masyarakat menengah kebawah dalam bidang kesehatan dan pendidikan/pelatihan dengan Kasih Tuhan.Rumah sakit Panti Waluyo sendiri merupakan rumah sakit type C dengan seratus tempat tidur, Bed Occupation Rate (BOR) rata-rata 50-60% dan Average Length Of Stay (ALOS) 5-7 hari. Pembagian tempat tidur, 78% untuk kelas II dan III. 22% untuk Kelas I dan Utama. Dengan komposisi tempat tidur yang demikian, sesuai dengan Misi rumah sakit untuk melayani masyarakat menengah kebawah. Misi yang dijalankan ini, membawa dampak, bahwa sisa hasil usaha rumah sakit kecil, padahal rumah sakit juga ingin berkembang maju.Menurut pandangan manajemen rumah sakit, sumber daya manusia adalah yang terpenting, untuk menentukan sumber daya manusia mana yang akan dikembangkan, diambil pedoman penderita macam apa yang terbanyak dirawat di rumah sakit Panti Waluyo dan trendnya terus meningkat tiap tahun.Untuk keperluan tersebut ditelaah pola penyakit dari data sekunder yang terdapat di catatan medik rumah sakit Panti Waluyo mulai dari Januari 1990-Desember 1994. Ternyata penyakit-penyakit yang frekuensinya paling tinggi dan trendnya terus meningkat dari tahun ketahun adalah Commotio Cerebra, Fraktur dan Luka Terbuka. Penyakit-penyakit ini disebabkan oleh penyebab yang lama yaitu trauma karena kecelakaan lalu lintas atau kecelakaan kerja. Hal tersebut dimungkinkan, karena letak rumah sakit Panti Waluyo di pinggir kota, dijalan masuk kota dari Utara Jurusan Yogjakarta dan Semarang. Juga disekitarnya banyak pabrik yang karyawannya banyak mengalami kecelakaan kerja.Dari telaah pola penyakit ini disimpulkan, bahwa sumber daya manusia yang akan dikembangkan adalah sumber daya untuk menangani penderita-penderita Traumatologi, mulai penderita masuk rumah sakit, dibantu satpam, kemudian diterima di Unit Gawat Darurat, dilayani oleh dokter jaga dan perawat unit, jika perlu dilakukan tindakan di Kamar Operasi lalu dilakukan Rehabilitasi. Jadi sumber daya manusia yang akan dikembangkan mulai dari satpam, petugas Unit gawat Darurat, petugas Kamar Operasi dan petugas di Rehabilitasi Medik.Pengembangan sumber daya manusia merupakan upaya peningkatan sumber daya baik peningkatan jumlahnya, maupun peningkatan kenampuanya. Supply dari sumber daya manusia bisa dari rumah sakit sendiri (internal), atau melalui rekruitmen (eksternal). Untuk maksud tersebut mula-mula dilakukan inventarisasi dan pemetaan dari sumber daya manusia yang ada dirumah sakit, sehingga diketahui siapa-siapa yang sudah waktunya mendapat promosi, mutasi atau ingin pindah kebagian lain.Setelah mendapat pendidikan/pelatihan, mereka yang memenuhi syarat diminta untuk menanda tangani kontrak minimal bekerja dua tahun di rumah sakit, dan untuk mengganti mereka ini, serta mengisi kekurangan tenaga ditempat yang akan dikembangkan, dilakukan rekruitmen yang melalui tahap-tahap pemanggilan, tes tertulis, tes psikologi, wawancara, tes kesehatan dan penerimaan. Setelah diterima mereka yang mau menanda tangani kontrak untuk bekerja minimal dua tahun, diberikan pendidikan/pelatihan.Sejalan dengan pengembangan sumber daya manusia, rumah sakit Panti Waluyo juga harus mengembangkan Unit Gawat Darurat, yang tadinya masih menjadi satu dengan Kamar Terima, sebaiknya dibuatkan ruangan tersendiri, didekat Kamar Terima dan dekat pintu masuk. Unit ini hendaknya mempunyai crew tersendiri yang terlatih dan sarana yang memadai.Juga Kamar Operasi yang sekarang hanya satu, ditambah satu lagi. Dan sistem jaga yang sekarang berlaku, dimana jika ada operasi cite petugas Kamar Operasi dipanggil (perlu waktu), diganti dengan sistem tiga angkatan, sehingga Kamar Operasi selalu slap setiap waktu. Dengan berkembangnya sumber daya manusia di Unit Rehabilitasi Medik, memerlukan tambahan ruangan untuk melayani penderita yang memerlukan fisioterapi. Juga mereka yang sudah pulang dapat datang kembali untuk meneruskan latihan.Semua diatas hanya bisa berjalan dengan baik jika tenaga perawat cukup, maka dihimbau agar pemerintah menambah pendidikan perawat, sehingga problem kekurangan perawat bisa teratasi. ABSTRACTPanti Waluyo Hospital, Solo was a branch of Yakkum, that had a mission to serve the lower class of the Society in Health Services and Education by the Grace of God.Panti Waluyo Hospital was a Type C hospital that had 100 beds consist of 78% bed for second and third class, 22% for first and Utama Class. Average bed Occupational Rate ($OR) is around 50-60%. Average Length of Stay (ALOS) is 5-7 DAYS. The bed composition fit to the mission of Yakkum, which is to serve the lower class of the society. But that also means that the hospital profit become low.On the other hand the hospital had to be improved or it can not survive in current situation. According to the management point of view the most important thing is to develop human resources. How and what kind of human resources has to be developed, depends on its pattern of diseases. develop human resources. How and what kind of human resources has to be developed, depends on its pattern of diseases.The frequency distribution of diseases was analyzed from the Medical Record of Panti Waluyo Hospital from January 1990 to December 1994. The diseases that had the highest frequency and had the trend to increase every year were Commotio Cerebri, Fracture and Open Wound. The conclusion was that the human resources who have to be developed were, those who served the cases, which were nurses and doctors in the Emergency Room, in the Operation Room, in the Rehabilitation Room, and also front Security.Developing human resources means developing the number of personal and their ability or skill. The resource may come from inside the hospital or from new recruiting.In the same time Panti Waluyo Hospital also have to improve the building and equipment for emergency room, operational room, and rehabilitation room. |