:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Peranan lintas sektoral dalam perencanaan kegiatan perbaikan gizi masyarakat di kabupaten Bekasi tahun 1994

Sajuti Jandifson; Syafri Guricci, supervisor ([Publisher not identified] , 1994)

 Abstrak

ABSTRAK
Dalam GBHN 1993 tema sentral pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia kearah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah upaya peningkatan status gizi masyarakat. Status gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas hidup dan produktivitas kerja.

Bila kita telusuri, kurangnya angka kematian bayi, anak balita, dan ibu melahirkan, menurunnya daya tahan fisik kerja serta terganggunya perkembangan mental dan kecerdasan anak adalah akibat langsung maupun tak langsung dari kekurangan gizi.

Hingga saat ini di Indonesia masih terdapat empat masalah gizi utama, yaitu: Kurang Kalori Protein (KKP), gangguan akibat kekurangan iodium (GAKI), kekurangan vitamin A (KVA), dan kekurangan zat besi yang disebut anemia gizi.

Dalam rangka menanggulangi masalah gizi utama tersebut, pemerintah telah melakukan usaha perbaikan gizi masyarakat yang telah dirintis sejak tahun 1950. Mulai Pelita II Program Perbaikan Gizi, telah mendapat dukungan politis secara nasional dengan dicantumkannya sebagai bab tersendiri dalam buku Pelita II. Untuk lebih meningkatkan usaha perbaikan gizi masyarakat, diterbitkan Inpres No. 14 tahun 1974 dan selanjutnya diterbitkan satu Inpres lagi untuk memperbarui Inpres No.14 dengan Inpres No.20 tahun 1979, tentang Perbaikan Menu Makanan Rakyat dengan melibatkan program lintas sektoral.

Pada Pelita III dan IV program perbaikan gizi lebih ditingkatkan lagi dengan diperluasnya jangkauan untuk dapat menghasilkan dampaknya secara nasional. Pada Pelita V, kebijaksanaan program arahnya lebih dipertajam lagi dengan penekanan pada aspek pemerataan, juga.ditekankan pada peningkatan kualitas program, mengingat Pelita V merupakan tahap pembangunan yang panting untuk memantapkan kerangka tinggal landas Repelita VI mendatang.

Dibandingkan dengan GBHN 1988 maka dalam GBHN 1993, masalah gizi mendapat perhatian yang lebih besar. Hal ini terlihat dalam bidang ekonomi. Secara jelas disebutkan tujuan peningkatan mutu gizi pangan. sebagai bagian dari usaha perbaikan gizi masyarakat sebagai salah satu .tujuan dalam menetapkan swasembada pangan. Dibidang kesejahteraan Rakyat, pendidikan dan kebudayaan, upaya meningkatkan keadaan gizi masyarakat juga merupakan salah satu tujuan dari pembangunan kesehatan dan kependudukan, serta pembinaan anak, remaja, dan olah raga.

Timbulnya masalah gizi dan kesehatan dalam Pembangunan Jangka Panjang (PJP) II, juga terkait dengan kemampuan kita melanjutkan, melestarikan, dan mengembangkan keberhasilan program-program PJP I. Misalnya berbagai teknologi intervensi yang berhasil menurunkan angka kematian bayi, angka fertilitas, prevalensi seroftalmia, KKP berat, dan sebagainya perlu dikaji untuk dikembangkan dan ditingkatkan efektifitas dan efisiennya, disesuaikan dengan kematian ekonomi, iptek, sosial budaya, dan tingkat perkembangan pada umumnya. Tanpa kemampuan pelestarian program tersebut ada kemungkinan masalah lama yang sudah berhasil ditanggulangi akan muncul kembali, misalnya dalam hal seroftalmia akibat kekurangan vitamin A.

Dimasa mendatang masalah gizi semakin kompleks yang diperkirakan dan akan menonjol dari segi epidemiologi dan dampak daripada sosial ekonomi dengan adanya perkembangan ekonomi nasional yang meningkat yang lebih bercirikan industri, dan laju pertumbuhan ekonomi yang dapat dipertahankan rata-rata 6%, maka sebagian dari penduduk akan terperangkap ke pola makan yang beranekaragam, dimana proporsi sumber kalori dari karbohidrat akan berkurang dan diikuti dengan meningkatnya proporsi lemak dan protein serta meningkatnya karbohidrat yang berasal dari gula.

Kecenderungan pergeseran pola konsumsi ini apabila tak terkendalikan akan menimbulkan masalah gizi lebih (over nutrition) yang dampak sosial ekonominya tidak lebih kecil daripada masalah gizi kurang, sehingga kita akan menghadapi masalah gizi ganda.

 File Digital: 1

Shelf
 T-3339-Sajuti Jandifson.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 1994
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : xxvi, 175 pages : illustration ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T-Pdf TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 81061