:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Hubungan faktor intrinsik pekerjaan, faktor ekstrinsik pekerjaan dan faktor rumah tangga dengan stres kerja pada karyawan Conoco dan kontraktor di Block-B, Kepulauan Natuna, 1995

Putu Bida; Suharnyoto Martomulyono, supervisor (Universitas Indonesia, 1995)

 Abstrak

ABSTRAK
Masalah kualitas kehidupan kerja sangat erat kaitannya dengan masalah psikososial, dimana hal ini dapat dikatakan sebagai penyebab atau pencegah timbulnya penyakit serta kecelakaan ditempat kerja. Bukti-bukti yang didapat dari catatan bagian SHEA (Safety, Health and Environment Affairs) di lapangan block-B, kepulauan Natuna tahun 1993 dan 1994, menunjukkan terjadinya peningkatan frekuensi first aid case dari 35 kasus menjadi 55 kasus, lost work day case dari 0 kasus menjadi 1 kasus, fatality case dari 0 kasus menjadi 1 kasus dan penyakit dengan gejala tidak spesifik dari 981 kasus menjadi 1193 kasus. Hal ini merupakan indikasi adanya stres kerja.
Untuk mendapatkan gambaran tentang stres kerja pada karyawan dilepas pantai dilakukan studi "kros seksional" yang mencoba mengkaji hubungan faktor intrinsik pekerjaan, faktor ekstrinsik pekerjaan dan faktor rumah tangga dan mencoba melihat kedudukan masing-masing faktor tersebut. Populasi penelitian adalah seluruh karyawan Conoco dan kontraktor di block-B. Cara pengumpulan data menggunakan teknik "self report measure" melalui kuesioner univariat, kai-kuadrat dan regresi logistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 116 responden (42.33%) dari populasi sebanyak 274 orang tergolong stres kerja. Terdapat 7 faktor yang mempunyai hubungan bermakna dengan stres kerja. Ke 7 faktor tersebut adalah berupa beban kerja yang tinggi (P = 0.010070), gaji yang tidak adil (0.03480), peraturan perusahaan yang dianggap buruk (0.00011), rasa keterpencilan (0.00035), hubungan dengan atasan (0.000810), rekreasi dan olah raga yang kurang (0.03429), dan faktor rumah tangga (0.002). Sedangkan faktor waktu kerja, pekerjaan monoton, task, promosi, rasa takut terhadap bahaya kecelakaan, serta hubungan sesama rekan sekerja tidak terbukti berhubungan dengan stres kerja. Kecenderungan mendapatkan stres kerja akan meningkat 2-3 kali pada responden yang mempunyai persepsi berupa hubungan rumah tangga buruk, hubungan dengan atasan yang buruk, rasa keterpencilan, dan beban kerja yang tinggi. Dilain pihak, faktor rasa keterpencilan mempunyai hubungan yang paling kuat dengan stres kerja (R = 2.3375), hubungan dengan atasan yang buruk (R = 1.8247) dan yang terakhir peraturan perusahaan yang buruk (R = 0.4081).
Saran adalah mengingat keterbatasan penelitian seperti kerangka konsep yang diajukan belum dilakukan analisa faktor, kuesioner belum diuji dengan baik dalam hal validitas dan reabilitas dan sebagainya, maka diusulkan untuk dilakukan penelitian lebih mendalam guna mendapatkan hasil yang lebih baik untuk program intervensi.

ABSTRACT
Psychosocial factors are recognized as determinant factor in quality of the working life and to be critical in the both the causation and the prevention of disease or accident in work place. Based on the 1993 and 1994 Safety, Health and Environment Affairs (SEA) base data indicated that some kind of accident and disease increased respectively, such as 35 of first aid case in 1993 compared to 55 cases in 1994, zero lost workday case in 1993 compared to 1 case in 1994, zero fatality case in 1993 compared to 1 case in 1994 and 981 cases of unspecific symptoms of disease compared to 1193 cases in 1994.Those indicated the occupational stress among employees.
In order to get the figure of occupational stress among offshore employees, a "cross- sectional" study has been conducted to evaluate the relationships of factors intrinsic to the job, factors extrinsic to the job, and home arena and the ranking of those factors. All block-B offshore national Chinook and contractor employees will be the population of study (274 person). Questioner is used for gathering the data through out "self report measure" based on "life event scale". Furthermore, the data will he analyzed by using of univariat, bivariat and logistic regression method.
There were 116 person suffered from occupational stress. And 7 from 13 independent variables indicated having significant relationship. Those mentioned factors are work over load (p=0, 010070), unfair salary (p=0,03480), unrealistic of company policy (p=0,00011), sense of remotely area (p=0,00035), bad relationship with supervisor (p=0,000810), unbalance of sport and recreation (p=0,03429) and home arena (p=0,002). On the contrary, some factors like over time, aspect of job monotone, task, promotion wise, accident risk, and individual relationship among the workers indicated no significant relationship to occupational stress. Beside, sense of remotely area showed the strongest relationship to occupational stress (R=2,3375), and then followed by bad relationship with supervisor (R=1,8247), and the last thing is an unrealistic of company policy (R=0,4081).
It's considered that some limitation was found in the study. Therefore, it's suggested that factor analysis should be applied to the frame concept and questioner in the next research.

 File Digital: 1

Shelf
 T1092 - Putu Bida.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Universitas Indonesia, 1995
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : xiv, 113 pages : illustration ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T-Pdf 15-17-388827573 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 81219