ABSTRAKManusia adalah bagian dari alam bersama seluruh ekosistem makhluk hidup lainnya. Manusia dijadikan Mhaiifah di muka bumi oleh Tuhan, yang berarti bahwa manusia harus bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukannya, termasuk lingkungannya. Karena itu manusia harus menjaga lingkungan, dan bukan merusaknya, sesuai dengan firman Tuhan pada surat AI-Qasas Ayat 77 sebagai berikut: " Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepada-mu (kebahagiaan) negeri akhirat, danjangan kamu lupakan bahagianmu dari kenikmatan dunia, dan berbuat baiklah kepada orang lain, sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah berbuat kerusakan di muka bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan".Tersimpul di sini bahwa manusia harus menjaga keseimbangan dunia dan akhiratnya, serta keseimbangan bagi dirinya dan orang lain, berkewajiban memelihara keseimbangan aiam, dan mencegah kerusakan di muka bumi. Untuk menyadarkan manusia akan hal-hal tersebut, maka perlu ditempuh berbagai usaha, antara lain melalui pendidikan. Pengajaran ilmu lingkungan telah dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah sejak siswa di tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi, melalui berbagai metode pengajaran. Karena itu penulis meneliti pengajaran Ilmu Lingkungan dengan menggunakan metode ceramah dan metode simulasi di empat sekolah Tsanawiyah Negeri Jakarta.Hipotesis yang diajukan pada penelitian ini ialah:1. Ada perbedaan hasil belajar ilmu lingkungan antara pengajaran dengan metode ceramah dan pengajaran dengan metode simulasi.2. Ada perbedaan efektivitas antara metode ceramah dan metode simulasi dalam pengajaran ilmu lingkungan.3. Pengajaran ilmu lingkungan di tsanawiyah Negeri dikaitkan dengan ajaran agama Islam.Untuk membuktikan ketiga hipotesis tersebut diadakan penelitian di empat sekolah Tsanawiyah Negeri Jakarta.Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara random. Untuk masing-masing sekolah diambil 20 siswa kelas I semester 2 yang dikenal metode ceramah (sebagai kontro), dan 20 siswa yang dikenai metode simulasi (metode eksperimen). Para responden dites awal untuk melihat kemampuan awal mereka. Hasil kemampuan awal mereka yang dikenai metode ceramah dan metodesimulasi adalah sama. kemudian responden yang mendapat perlakuan metode ceramah dan metode simulasi diberi pelajaran Ilmu Lingkungan dengan topik dan waktu yang sama.Selanjutnya dilaksanakan posttest untuk setiap responden yang dikenai metode ceramah dan metode simulasi. Analisis dilakukan dengan t-test. Hasil analisisnya adalah sebagai berikut:Rata-rata Bain score hasil belajar ilmu lingkungan dengan metode simulasi lebih tinggi daripada hasil belajar dengan metode ceramah di empat sekolah tersebut. Sehingga hipotesis yang menyatakan: Ada perbedaan antara metode ceramah dan metode simulasi pada pengajaran ilmu lingkungan di Tsanawiyah Negeri terjawab.Efektivitas kedua metode tersebut, di empat lokasi penelitian menunjukkan data dengan rentangan sebagai berikut :Tsanawiyah I 8,60% (UGS-UGC) < 18,40%Tsanawiyah V 13,35% (UGS-UGC) < 32,65%Tsanawiyah IX 8,96% (UGS-UGC) < 31,65%Tsanawiyah VI 19,16% (UGS-UGC) < 28,34%Sehingga hipotesis yang menyatakan: Ada perbedaan efektivitas antara metode ceramah dan metode simulasi dalam pengajaran Ilmu Lingkungan terjawab. Karena sekolah yang diteliti adalah sekolah yang bercirikan agama Islam, maka diharapkan bahwa pengajaran Ilmu Lingkungan di sekolah tersebut akan dipayungi dengan ajaran agama Islam.3. Hasil wawancara baik terhadap siswa maupun gurunya menjelaskan bahwa pengajaran Ilmu Lingkungan belum dikaitkan dengan ajaran agama. Walaupun secara terpisah Parasiswa diberi pelajaran tentang materi agama di antaranya yang menyangkut masalah lingkungan. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan pengajaran Ilmu Lingkungan di Tsanawiyah negeri dikaitkan dengan ajaran Islam tidak terbukti.Selain hasil pengujian hipotesis tersebut, dari penelitian ini diperoleh hasil lain: Memadukan ajaran agama dengan ilmu lingkungan Merupakan proses pembelajaran yang langsung terhayati oleh siswa, dan diyakini bahwa menjaga dan melestarikan lingkungan hidup adalah bagian dari ajaran agamanya. Metode simulasi dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang ilmu lingkungan, karena mereka diajak memikirkan, mendiskusikan, dan memilih alternatif yang terbaik untuk diaplikasikan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Metode ceramah masih diperlukan dalam pengajaran Ilmu Lingkungan, terutama materi tentang konsep, teori dan informasi. ABSTRACTMan is part of nature with the entire ecosystem of other living beings. Man is created by God to be the master (khalifah) on earth, this means that man is responsible for all his actions in connection with the environment. Therefore, man must preserve the environment, and not to destroy, as written in the Holy Qur'an: But seek, with (the wealth) which God has bestowed on thee the home of the hereafter, nor forget thy portion in this world: but do thou good, as God has been good to thee, and seek not (occasions for) mischief in the land : for God loves not those who do mischief". (Al-Qassas:77).As mentioned in the verse above, man must keep the balance of the earthly world and the hereafter, the balance of himself and others, and he is responsible to keep the balance of the ecosystem and prevent destruction on earth. To make man aware of this responsibility, it is imperative to implant the sense of responsibility through education.Environmental study has been integrated in the school curriculum from elementary till university level, through various methods. In this case, the writer did A research of the environmental study in four Government Tsanawiyah schools in Jakarta through lecture and simulation.The hypotheses forwarded in this research are:1. There is a difference in the result of the environmental study, between the lecture method and simulation method. 2. There is a difference in the effectiveness between the lecture method and simulation method.3. The environmental study in government tsanawiyah schools is integrated with the teaching of Islamic religion.To proof the three hypotheses above, a research had been done in four government tsanawiyah schools in Jakarta. The samples of the research are taken at random. From each school, 20 students of the 1st grade, in the 2nd semester, were taught by using the lecture method. This method is used as a control. Another group of 20 students of the same level were taught by using the simulation method. This method is used as an experiment. Firstly a test was administered to see that the two groups have the same or parallel knowledge and ability. The result of the test of the two groups shows that they are of the same strength. Then one group was taught environmental study with the lecture method and the other group with the simulation method at the same time. After three meetings, a posttest was administered to the two groups. An analysis of the result of the test of the two groups was done with the t- test. The analysis shows that:1. The average gain score of the group taught with the simulation method is higher than the group taught with the lecture method in the four schools. Therefore the hypotheses stating that there is a difference in the result of teaching of Environmental study in the four government tsanawiyah schools using the lecture and simulation Methods have been proved.2. To see the effectiveness of the two methods in four schools, the result of the research shows a range as follows:· Tsanawiyah 18,60% (UGS-UGC) < 18,40 %· Tsanawiyah V 13,35%(UGS-UGC) < 32,65 %· Tsanawiyah IX 8,96%(UGS-UGC) < 31,65%· Tsanawiyah VI 19,16% UGS-UGC < 28,34%Therefore the hypotheses stating that there is a difference in the effectiveness between the two methods has been proved. Since the research is done in Islamic schools, it is expected that the environmental study be integrated with the teaching of Islamic religion.The result of interviews with the students and the teachers shows that environmental study has not been integrated with the teaching of Islam. Although environmental or nature preservation is included in the teaching of Islam, it is not Environmental study. Therefore the hypotheses stating that the teaching of environmental study in government Tsanawiyah schools is integrated in the teaching of Islamic religion is not proved.From the positive response of students taught with the lecture as well as simulation-method, the writer conclude that: Integrating the environmental study with Islamic studies will help the learning process and can give more significance to the environmental or nature preservation as taught in the Islamic religion.The Simulation method enable the students to enhance their understanding in environmental studies, because they are encouraged to think, to discuss and to state their opinion regarding the application of the knowledge in everyday life. The lecture method is still effective in the teaching of environmental study, especially in the teaching of concepts, theory and information. |