:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Wanita Amerika 1960 - 1980 dan self-esteem

Sri Redjeki Saptoro; Pia Alisjahbana, examiner; Soenarjati Djajanegara; Nana Nurliana, supervisor; Parsudi Suparlan, 1938-2007, examiner; Melani Budianta, examiner; Muhammad Fuad, examiner ([Publisher not identified] , 1995)

 Abstrak

Latar Belakang
Seperti laki-laki sejak abad ketujuh belas perempuan Eropa juga bermigrasi ke Amerika Utara. Waktu perahu pemukim pertama berlabuh di Hampton Roads di dalam Domini Lama Virginia bulan Mei, 1607, penumpangnya terdiri atas lelaki saja. Mereka mendirikan benteng, gereja, gudang dan pondok-pondok di Jamestown dan mulai bercocok tanam. Wanita-wanita yang kemudian datang, bersama-sama suami harus bekerja keras untuk dapat bertahan hidup. Suami-istri melakukan semua kegiatan didalam maupun di luar rumah. Tetapi di luar rumah semua kedudukan dengan kekuasaan hanya terbuka bagi lelaki, seperti pengurusan gereja, sidang kolonial, rapat kota, hanya lelaki yang bisa berperan sebagai pemimpin. (M.P. Ryan : 1975 : 29)
Dengan makin bertambahnya kedatangan imigran, lahan pertanian lambat laun menjadi berkurang, maka pemukiman makin bergeser ke barat. Wanita golongan atas dan menengah kebanyakan tinggal di kota; mereka menjalani kehidupan jauh lebih baik dari pada wanita frontir. Gadis-gadis di kalangan atas dan menengah dipermulaan abad ke-18 telah mendapat pendidikan tidak formal untuk menunjang hari depannya sebagai istri dan ibu.
Abad ke-19 ditandai dengan terjadinya revolusi industri, pabrik-pabrik dan perusahaan bermunculan. Penduduk pedesaan mengalir ke kota industri untuk menjadi buruh pabrik. Dengan pindahnya orang desa ke kota, kehidupan keluarga petani mengalami perubahan. Mereka tidak bisa lagi hidup berswadaya dari kebun dan ternaknya. Setelah tinggal di kota para istri kehilangan daya ekonominya, karena di kota mereka tidak mempunyai kebun yang hasilnya bisa mencukupi keperluan rumah tangga dan malahan sisanya bisa dijual. Setelah di kota keperluan sehari-hari harus dibeli dengan upah kerja suami yang begitu rendah. Untuk sedikit meringankan beban keluarga harus merelakan anak yang sudah besar menjadi buruh murah di pabrik. Sebaliknya wanita kalangan menengah dan atas selain mengurus rumah tangga, diwaktu yang senggang giat mengurus usaha-usaha amal dan keagamaan.
Di pertengahan abad ke-19 para wanita yang selalu giat berusaha menegakkan keadilan di antara sesama, di Seneca Falls, di negara bagian New York, pada 19-20 Juli, 1848, pada suatu rapat besar, secara resmi mengajukan tuntutan akan perubahan kedudukan wanita. Pada pertemuan itu para wanita mengeluarkan revolusi meminta kesempatan bagi wanita dalam pendidikan, bisnis, profesi dan hak atas miliknya, kebebasan bicara dan perwalian atas anak. Tuntutan yang terakhir dan tak terbayangkan adalah hak pilih. Isu hak pilih wanita ini diumumkan untuk pertama kali di Amerika (G. G. Yates :.1940: 27-28). Setelah lebih dari 70 tahun, berhasil dengan diberlakukannya the XIX Amendment pada bulan November 1920. Dengan demikian wanita mempunyai hak pilih penuh. Ratifikasi Amandemen XIX merupakan puncak keberhasilan dari gerakan para feminis, karena dengan adanya ratifikasi tersebut dapat diartikan bahwa diskriminasi mendasar terhadap wanita telah dihilangkan.
Waktu Amerika Serikat terlibat dengan PD I, di tahun 1917 wanita dan anak didorong supaya bekerja di pabrik dan di tempat yang memerlukan tenaga kerja untuk membantu usaha nasional. Para feminis ikut aktif berperan di berbagai bidang yang bisa menunjang kemenangan Amerika, walaupun sebetulnya mereka tidak menyetujui keterlibatan Amerika dalam peperangan. Namun demi tercapainya tujuan mereka yaitu hak pilih, mereka menyesuaikan diri dengan kebijaksanaan pemerintah. Ternyata tidak lama seusai perang wanita mendapatkan hak pilih di tahun 1920 seperti diterangkan di atas. Tetapi wanita setelah menerima hak pilih tidak aktif mengadakan kegiatan.
Selama PD II wanita diminta lagi menyumbangkan tenaganya di mana diperlukan. Wanita bisa menunjukkan kecakapannya di berbagai lapangan kerja yang ditinggalkan kaum lelaki yang ikut berperang.

 File Digital: 1

Shelf
 T9049- Sri Redjeki Saptoro.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Kata Kunci

 Metadata

No. Panggil : T-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 1995
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resources
Deskripsi Fisik : iv, 99 pages ; 30 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T-Pdf 15-18-847195683 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 81419