Penanggulangan toksoplasmosis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Srisasi Gandahusada;
(UI-Press, 1995)
|
"ULANGAN TOKSOPLASMOSIS DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA" Toksoplasmosis merupakan suatu topik yang pada masa kini sedang hangat dibicarakan, karena ternyata, bahwa penyakit ini mempunyai dampak yang luas dan menyeluruh. Pada ibu-ibu toksoplasmosis dapat menyebabkan gangguan kehamilan seperti abortus atau lahir mati. Pada bayi penyakit ini dapat menyebabkan gangguan mata dengan akibat kebutaan. Mungkin juga menyebabkan penyakit sistemik atau neurologik yang berat. Di luar negeri toksoplasmosis menyebabkan kematian pada kasus AIDS. Bila di kemudian hari jumlah kasus AIDS bertambah banyak di Indonesia, maka toksoplasmosis menjadi masalah pada golongan penderita ini. Toksoplasmosis disebabkan oleh Toxoplasma gondii, suatu parasit kucing dan hewan sejenisnya (Felidae), yang ditemukan pada hewan dan manusia dan tersebar Was di seluruh dunia. Nama Toxoplasma berasal dari kata Yunani Toxon, yang artinya lengkung dan plasma yang artinya bentuk, karena bentuknya melengkung seperti bulan sabit. Walaupun parasit ini pertama kali telah ditemukan pada tahun 1908 oleh Nicolle dan Manceaux pada hewan mengerat Ctenadaclylus gundi (1), pada tahun 1923 cleft Janku (2) dilaporkan pada retina anak dengan hidrosefalus dan pada tahun 1937 oleh Wolf dan Cowen (3) dinyatakan sebagai penyebab infeksi kongenital pada anak, tetapi baru pada tahun 1970 daur hidup parasit ini menjadi jelas, ketika Hutchison (4) menemukan daur aseksual dan seksual Toxoplasma gondii pada usus kecil kucing. Perkembangbiakan parasit ini dalam sel epitel usus kecil kucing menghasilkan dikeluarkannya ookista dengan tinja kucing. Ookista mejadi matang dan infektif dalam 3 - 5 hari di tanah dan ookista matang yang mengandung 8 sporozoit ini dapat hidup sampai setahun di dalam tanah yang lembab dan panas, yang tidak kena sinar matahari langsung. Seekor kucing dapat mengeluarkan sampai 10 juta ookista sehari selama dua minggu. Di dalam tanah terdapat cacing tanah yang gemar makan tinja dan terus-menerus bergerak sehingga ookista dalam tinja kucing tersebar di dalam tanah. Tikus juga gemar makan tinja, dan mudah sekali terinfeksi dengan ookista Toxoplasma gondii. Di dalam tubuh tikus ditemukan takizoit pada infeksi akut dan kista jaringan di otak dan otot-otot pada infeksi. |
PGB 0110-Srisasi Gandahusada.pdf :: Unduh
|
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
PGB 0110 | PGB 0110 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 81590 |