Hubungan defisiensi zat besi dengan absorpsi laktosa pada anak 1-2 tahun tanpa KKP di Posyandu Kelurahan Utan Kayu Selatan
Laurentia Konadi;
Soemilah Sastroamidjojo, supervisor; Agus Firmansyah, examiner
([Publisher not identified]
, 1993)
|
ABSTRAK Di Indonesia prevalensi anemia defisiensi besi masih cukup tinggi terutama pada wanita hamil, wanita dewasa, anak usia sekolah dan pra sekolah. Penelitian pada anak dari golongan ekonomi rendah, yang berusia 6 bulan - 6 tahun dengan status gizi baik, menunjukkan prevalensi anemia defisiensi besi 37,9 - 73,0 %. Pada anak yang lahir cukup bulan dengan cadangan besi yang cukup, defisiensi besi dapat berkembang mulai usia 6 bulan. Hal ini disebabkan karena meningkatnya kebutuhan besi akibat pertumbuhan yang cepat, yang tidak diimbangi dengana konsumsi yang adekuat. Terbatasnya zat besi yang didapat: dari makanan pada anak-anak yang berusia 4 bulan sampai 12 bulan menyebabkan terjadinya defisiensi besi. Jumlah zat besi yang diabsorpsi tergantung dari ketersediaan hayati (bioavailabilitas) zat besi yang dimakan. Besi heme lebih mudah diabsorpsi dari pada besi non heme. Gejala defisiensi besi pada fase paling awal ditandai dengan penurunan cadangan besi secara berangsur-angsur. Faktor diet diduga memainkan peranan yang penting untuk meningkatkan cadangan besi. Di Indonesia anak-anak yang berusia 1 tahun mulai diberi makanan biasa selain ASI dan susu formula. Pada golongan ekonomi rendah, makanan terdiri dari serelia dan kacang-kacangan yang mempunyai koefisien absorpsi besi yang rendah. Ibu-ibu di daerah perkotaan karena kesibukan bekerja, lebih cenderung memberikan anaknya susu formula yang juga mempunyai koefisien absorpsi besi yang rendah. Pada percobaan binatang (anjing) terjadi penurunan enzim sitokrom oksidase dan laktase mukosa uses pada keadaan defisiensi besi. Penurunan ini menyebabkan terjadinya fenomena malabsorpsi sekunder. Enzim laktase berfungsi untuk menghidrolisis laktosa menjadi glukosa dan galaktosa sebelum diabsorpsi. Laktosa (gala susu) hanya terdapat di dalam susu. Aktivitas enzim laktase tinggi pada waktu lahir dan periode neonatal pada seluruh mamalia. Aktivitas akan menurun sesudah periode disapih, umumnya kurang dari 1/10 puncak aktivitas, kecuali pada manusia kadar tertinggi bertahan sampai usia 5 tahun (Eropa) Sesudah periode ini aktivitas laktase dapat berlanjut terus atau mungkin menurun. Pada bangsa Afrika dan Asia laktase menurun pada usia 3 - 6 tahun (7,8). |
T3447-Laurentia Konadi.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | T-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 1993 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | xii, 63 pages : illustration ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T-Pdf | 15-18-054168259 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 81659 |