ABSTRAKTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya korelasi antara pembangunan jalan raya, yang selalu diikuti perubahan tata guna lahan, dengan kualitas hidup masyarakat. Wilayah kajian penelitian ditetapkan pada Kecamatan Pasar Minggu dan Kecamatan Jagakarsa di wilayah Jakarta Selatan, dan Kota Administratif Depok. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai masukan atau bahan pertimbangan dalam proses perancangan jalan raya, termasuk teknik dan manajemen lalu-lintas, serta pengembangan wilayah pada umumnya.Faktor-faktor yang diteliti dari ketersediaan data sekunder menyangkut empat variabel tata guna lahan (yaitu: lahan perumahan, lahan industri, lahan perdagangan dan jasa, serta lahan pertanian dan tak tergarap); dan lima variabel kualitas hidup masyarakat (yang diwakili oleh faktor-faktor: tingkat pendidikan masyarakat, tingkat kepadatan penduduk, kondisi fisik perumahan masyarakat, penggunaan sumber cahaya/penerangan, dan penggunaan sumber air bersih/minum yang dikonsumsi masyarakat).Sementara itu, dari sisi lapangan melalui teknik wawancara secara langsung untuk memperoleh data primer; maka faktor-faktor yang dianalisis adalah: tingkat pendapatan masyarakat, tingkat pendidikan masyarakat, bidang pekerjaan utama, sarana perjalanan yang digunakan, peluang mendapatkan pekerjaan, status pemilikan rumah, kondisi fisik rumah, penggunaan sumber cahaya/penerangan, serta penggunaan sumber air bersih/minum.Analisis data sekunder dilakukan dengan uji korelasi r untuk mendapatkan tingkat korelasi. Selanjutnya, untuk menguji hipotesis kerja Ho: r=0 melawan H1: ro; dilakukan uji independensi dengan menggunakan distribusi Student t. Untuk tingkat kepercayaan a, dimana distribusi t yang digunakan mempunyai derajat kebebasan u=(n-2); maka hipotesis kerja Ho dapat diterima bila t(hitungan) berada dalam interval t(tabel).Data primer dianalisis melalui uji independensi antar 2 faktor dengan menggunakan prinsip asosiasi dalam daftar kontingensi (B)aris*(K)olom. Hipotesis H, yang mengindikasikan bahwa kedua faktor bebas statistik, akan ditolak, bila X2(hitungan) ~ X2(tabel) dalam tingkat kepercayaan a dan derajat kebebasan u untuk distribusi x2= (B-I)(K-1). Dalam hal lainnya, hipotesis H dapat diterima.Dinamika tata guna lahan, secara nyata, ditunjukkan pada peruntukan lahan perumahan, lahan perdagangan dan jasa, serta lahan pertanian dan tak tergarap. Kenyataan ini membuktikan, bahwa dengan adanya pembangunan jalan raya sepanjang ruas Pasar Minggu - Depok mengakibatkan peralihan fungsi peruntukan lahan; dari lahan pertanian dan tak tergarap menjadi lahan perumahan dan/atau lahan perdagangan dan jasa. Hal ini dapat dilihat dan tumbuhnya kawasan perumahan (terutama "real estate"); berikut sarana perdagangan dan jasa, yang merupakan kelengkapan koheren dari suatu gejala pengembangan wilayah.Perubahan indikator kualitas hidup masyarakat, secara nyata, dibuktikan melalui variabel tingkat pendidikan masyarakat, variabel tingkat kepadatan penduduk, serta variabel kondisi fisik perumahan masyarakat. Hasil pengujian ini mengindikasikan, bahwa pembangunan jalan raya (yang merupakan pra-sarana fisik dalam pengertian yang mendasar), merupakan faktor pemicu pertambahan penduduk. Bila dikaitkan dengan dinamika tata guna lahan, maka pertambahan penduduk ini merupakan masyarakat yang memperoleh pendidikan baik dan mereka menempati perumahan dengan kondisi fisik yang relatif lebih baik (bangunan permanen).Pelaku perjalanan (dalam hal ini ditinjau dari sarana perjalanan/transportasi yang digunakan), ditentukan oleh tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan bidang pekerjaan yang bersangkutan. Selanjutnya, sarana perjalanan/transportasi yang digunakan berkaitan dengan peluang untuk mendapatkan pekerjaan, status pemilikan rumah, kondisi fisik rumah, dan penggunaan sumber air bersih/minum. ABSTRACTThe aim of this research is to ensure the correlation between highway construction, which is usually followed by the changes of land use pattern, and the quality of life of the community. Study area was limited on Pasar Minggu and Jagakarsa regencies in the southern part of South Jakarta Metropolitan City and Depok Administrative City. This study is expected to yield some useful results for the considerations of highway design, including traffic engineering and management and regional planning purposes.The source of data being studied were of two kinds: the primary and secondary data. The factors studied from secondary data were of four variables of land use pattern (those were classified as: settlement, industrial, business and services, and agriculture and non-utilized land); and five variables of the quality of life of the community (those were represented by: educational level, population density, physical housing condition, electrical facility, and drinking water facility).While, the primary data obtained from field survey through direct interview were as follows: income level, educational level, main job/occupation, transportation/vehicle used, job opportunity, status of house ownership, physical housing condition, electrical facility, and drinking water facility.Data analysis obtained from secondary data were done by using correlation test r to obtain significance level of correlation a. In order to test hypothesis Ho: r=0 versus H1: r-0; an independent test was done by adopting Students t distribution method. For level of significance a and the degree of freedom u=(n-2), the hypothesis H0 could be accepted if t(observed) is between the interval of t(table).The primary data were analyzed by independent test between 2 factors, using the association principles in the L(ine)*(C)olumn contingency list. Hypothesis H, which indicates that two factors are statistically dependent, will be denied when X2(observed) X2(table) with level of significance a and the degree of freedom u for distribution of x2= (B-1)(K-1). On the other cases, hypothesis H could be accepted.The land use dynamics were being significantly showed on the usage of settlement, business and services, agricultural and non-utilized areas. These facts proved that the highway construction along the Pasar Minggu-Depok road resulted in the changes of the land use function; from the agricultural and non-utilized areas to the settlement and/or business and services areas. This phenomenon can also be seen from the growth of the housing area (especially real estate); including the business and services facilities, which are the coherent attribute of an indication of regional planning.The changes on indicators of the quality of life of the community significantly showed by the educational level of community, population density, and physical housing condition variables. The results of the test indicated that the highway construction (as basically physical infra-structure), become a trigger factor for population growth. If it was seen from the land use dynamics, this population growth is the community which is well educated people who live in the houses with relatively having a better physical condition (permanent buildings).The travelers (seen from the transportation/vehicle used) are dependent on their educational level, income level, and their main occupation. Furthermore, the transportation facility used is related to the job opportunity, ownership status of the house, physical housing condition, and drinking water facility. |