ABSTRAK Penelitian ini berawal dari pemikiran bahwa kreativitas yang mempunyai fungsi penting dalam kehidupan manusia dan dalam pencapaian hasil belajar siswa di sekolah adalah dapat dikembangkan. Upaya pengembangan kreativitas biasa dilakukan melalui pelatihan khusus, dan sebenarnya dapat dilakukan melalui pengajaran. Pengajaran yang dirancrang untuk mengembangkan kreativitas siswa adalah pengajaran kreatif, dan salah satu jenisnya adalah pengajaran dengan pendekatan synectics. Sementara pengajaran dengan pendekatan synectics dimaksudkan untuk mengembangkan kreativitas siswa dan mempunyai efek pengiring dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Joyce dan Well, 1980), tetapi tidak ditemukan data tentang pelaksanaan pengajaran ini di Indonesia. Yang ada ialah pengajaran dengan pendekatan CBSA, yaitu pengajaran yang menekankan keterlibatan intelektual dan emosi siswa dalam proses belajar-mengajar (Sudjana, 1989) dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa (Partika, 1987; Wijayanti, 1991), dan menurut Romlah (1988) dapat pula meningkatkan kreativitas siswa, dalam arti bahwa situasi kelas memungkinkan berkembangnya kreativitas siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek dari pengajaran dengan pendekatan synectics dan CBSA terhadap kreativitas siswa, khususnya kemampuan berpikir kreatif dan sikap kreatif, serta hasil belajar siswa. Melalui kajian teori tentang kreativitas, khususnya kemampuan berpikir kreatif dam sikap kreatif, hasil belajar, pengajaran dengan pendekatan synectics dan CBSA, maka dalam penelitian eksperimen "control group pretest-posttest design" ini diajukan tiga buah hipotesis yang diuji kebenarannya pada 77 orang siswa kelas IV SD Katolik "Sang Timur" Malang, yaitu: 1. Peningkatan skor berpikir kreatif kelompok siswa yang memperoleh pengajaran dengan pendekatan synectics lebih tinggi daripada kelompok siswa yang memperoleh pengajaran dengan pendekatan CBSA. Peningkatan skor diukur dengan mengurangi skor paska tes dengan skor pra tes. Selisih ini mencerminkan efek dari perlakuan. Hipotesis 1 ditolak. 2. Peningkatan skor sikap kreatif kelompok siswa yang memperoleh pengajaran dengan pendekatan synectics lebih tinggi daripada kelompok siswa yang memperoleh pengajaran dengan pendekatan CBSA. Hipotesis 2 diterima. 3. Ada perbedaan dalam hasil belajar bidang studi IPS antara kelompok siswa yang memperoleh pengajaran dengan pendekatan synectics dan kelompok siswa yang memperoleh pengajaran dengan pendekatan CBSA. Hipotesis 3 ditolak. Untuk penelitian lebih lanjut disarankan mengambil sampel yang lebih besar pada jenjang pendidikan yang berbeda-beda dan pelaksanaan eksperimen yang cukup lama. Tes IPS hendaknya mencakup tingkat pemikiran yang lebih tinggi dengan bentuk tes yang bervariasi, serta lebih memperhitungkan kesahihan isi dan kesahihan eksternal. Skala Sikap Kreatif perlu dicari kesahihan eksternalnya. |