:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Telaah baru dalam tata hubungan leksikal kehiponiman dan kemeroniman

Umi Basiroh; Anton M. Moeliono, supervisor (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992)

 Abstrak

Kamus secara konvensional, berisi leksem yang didaftarkan dalam susunan alfabetis dan mengakibatkan berbagai jenis hubungan leksikal tidak seluruhnya tergambarkan secara sistematis. Padahal kamus yang komprehensif, yang mencerminkan keseluruhan kosakata suatu bahasa hanya akan tergambar secara utuh bila kamus itu memuat semua jenis hubungan leksikal secara sistematis. Ada jenis kamus yang berbeda dari yang konvensional itu. Kamus itu mendeskripsikan leksem dalam kesatuan konseptual lebih daripada alfabetis. Kamus seperti itu disebut tesaurus (Ullmann 1983:255). Tesaurus yang terkenal dan yang dapat dianggap salah satu pelopor itu adalah Roget's International Thesaurus. Dalam buku itu kata dan rasa bahasa Inggris dikelompokkan menurut signifikasinya yang ditandainya. Roget membagi leksem dalam pengertian kehiponiman dan kuasi-kehiponiman ke dalam delapan kelas utama yaitu (1) hubungan abstrak (abstract relations); (2) ruang (space); (3) alam (physics) ; (4) materi, benda, unsur (matter) ; (5) daya cerap indera (sensation); (6) akal (intellect); (7) kemauan (volition); dan (8) daya cerap batin (affections) (Roget 1962:xiii-xx).
Kamus sebagai perekam kosakata umumnya disusun menurut abjad Kamus Besar Bahasa Indonesia yang secara kuantitatif memuat 63.000 lema masih memerlukan penanganan yang serius dalam hal kekomprehensifan dan kesistematisan hubungan makna di antara leksem-leksemnya (Rahim 1989; Suprana 1990). Bahkan kamus yang sengaja dibuat dengan memperhitungkan hubungan makna yaitu Kamus Sinonim Bahasa Indonesia (Harimurti 1989) masih perlu dibenahi karena tercampurnya hubungan makna hierarkis (kehiponiman, kemeroniman) dan hubungan makna simetris (kesinoniman). Misalnya, kata-kata melihat, celik, memandang, menengok, menengadah, menatap, menentang, meninjau, menilik, menonton, mengetahui, maklum, melawat dan menziarahi dinyatakan sebagai sinonim (Harimurti 1989:87). Dari daftar sinonim yang diberikan dapat kita lihat tiga kelompok yang terpisah sebagai "sinonim" melihat. Pertama melihat, celik. Kedua melihat, memandang, menengok, menengadah, menatap, menentang, meninjau, menilik, menonton, mengetahui, melawat, menziarahi. Ketiga melihat, maklum. Celik merupakan sinonim dari melihat. Hal ini dapat kita pertentangkan dengan buta. Memandang, menengok, menengadah, menatap, menentang, meninjau, menilik, menonton, melawat, menziarahi merupakan hiponim dari melihat. Walaupun begitu, sebetulnya ada pengelompokan berdasarkan komponen maknanya. Misalnya, melawat, menziarahi tentu saja dapat dipisahkan dari memandang dan menatap. Melawat, menziarahi berkomponen mendatangi sasaran, sedangkan memandang dan menatap ± mendatangi sasaran.
Maklum tidak dapat dikatakan mempunyai hubungan kesinoniman maupun kehiponiman dengan melihat. Bahkan dalam kata kepala maklum tidak terdapat kata melihat sebagai sinonimnya (Harimurti 1989:87).

 File Digital: 1

Shelf
 T893 - Umi Basiroh.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T-Pdf
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : computer
Tipe Carrier : online resource
Deskripsi Fisik : xi, 146 pages : illustration ; 30 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T-Pdf 15-17-580277518 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 81979