Faktor-faktor yang mempengaruhi apoteker pengelola apotek melaksanakan peraturan pemerintah nomor 25 tahun 1990 di apotek DKI Jakarta
Bachtiar Gade;
Amal Chalik Sjaaf, supervisor
([Publisher not identified]
, 1990)
|
ABSTRAK PP 25/1980 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26/1965 tentang Apotek, yang berlaku sejak tahun 1963, dimaksudkan untuk mengembalikan tugas dan fungsi apotek sebagai tempat pengabdian apoteker yang telah mengucapkan sumpah jabatan; sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk, pencampuran dan penyerahan obat atau bahan obat; sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebar luaskan obat yang diperlukan masyarakat secara meluas dan merata. Setelah 6 tahun berlaku PP 25, ternyata belum semua APA melaksanakan PP 25 sebagaimana mestinya. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi APA melaksanakan PP 25, dilakukan survai secara cross sectional terhadap 213 APA di DKI Jakarta yang dipilih secara random sampling. Data dikumpulkan dengan Cara mewawancarai responden menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-square, uji Cramer's V dan uji regresi ganda. Dari hasil dan pembahasan disimpulkan sebagai berikut : I. Kebanyakan APA bekerja di apotek yang jaraknya 1-16 km dari rumahnya. menggunakan mobil sendiri, memakan waktu 10-60 menit dan hadir di apotek selama 11-40 jam/minggu. II. Kebanyakan APA bekerja di apotek dengan tujuan untuk pengamalan profesi dan atau menambah penghasilan. III. Wewenang APA di apotek yang paling luas di bidang obat, dan paling sempit di bidang keuangan. IV. Menurut APA, tolak ukur pelaksanaan PP 25 adalah wewenang dan kehadiran APA di bidang obat, dibidang ketenagaan, dibidang keuangan, informasi obat dan kehadiran di apotek. V. Alasan PP 25 kurang terlaksana dengan baik adalah karena APA kurang menaati PKS dan atau APA terlalu sibuk. VI. Saran agar PP 25 terlaksana dengan baik adalah dengan pemberian (credit, keahlian dagang/wiraswasta dan kehadiran APA. VII. Kebanyakan APA pernah mendapat penyuluhan atau membaca PP 25 dari ISFI, Ditjen POM, Kanwil Depkes dan surat kabar. VIII. Pelaksanaan PP 25 berhubungan dengan APA yang berumur tua dan tidak mempuriyai pekerjaan selain apotek. IX. Pelaksanaan PP 25 berhubungan searah dengan sikap APA terhadap PP 25, inotivasi APA melaksanakan PP 25, peran PSA dan ketercapaian jarak apotek. X. Variabel yang mempengaruhi APA melaksanakan PP 25 yaitu peran PSA, jabatan APA di luar apotek, kepemilikan modal apotek dan motivasi APA melaksanakan PP 25. Untuk meningkatkan pelaksanaan PP 25 di apotek, disarankan agar : -- Ijin apotek diberikan terutama kepada apoteker yang bidak mempunyai pekerjaan lain dan modal milik sendiri --Meningkatkan kerja sama antara ISFI dengan Kanwil Depkes setempat dalam menberi kernudahan bagi apoteker untuk mendapatkan kredit profesi dan keahlian wiraswasta --PSA perlu diikut sertakan dalam penyuluhan PP 25 dan perundang-undangan tentang apotek |
T1923-Bachtiar Gade.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | T-Pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 1990 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | computer |
Tipe Carrier : | online resource |
Deskripsi Fisik : | xv, 76 pages : illustration ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T-Pdf | 15-17-395161099 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 82189 |